Pasar modal Indonesia diwarnai berbagai berita menarik. Dari sektor otomotif, penjualan mobil wholesales pada Juli 2025 menunjukkan perlambatan, sementara sektor ritel diproyeksikan mengalami pertumbuhan. Di sisi lain, beberapa emiten melakukan aksi korporasi, mulai dari pembelian saham hingga rencana private placement.
Sektor Otomotif: Penjualan Mobil Masih Tertekan
Data Gaikindo mencatat penjualan wholesales mobil pada Juli 2025 sebesar 60.552 unit, naik 5% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) namun masih turun 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Penurunan ini sejalan dengan tren penurunan yang terjadi dalam dua bulan terakhir. Penjualan selama 7 bulan pertama 2025 mencapai 435.390 unit, turun 10% YoY, dan baru mencapai 48-58% dari target tahunan Gaikindo.
Meskipun merek-merek Jepang masih mendominasi peningkatan penjualan bulanan, secara tahunan, penjualan mereka masih mengalami penurunan. Hanya Suzuki yang mencatatkan pertumbuhan positif YoY, didorong oleh penjualan Fronx. Penjualan Toyota dan Daihatsu (Astra International) juga mengalami penurunan YoY. Merek China menunjukkan perlambatan momentum dengan penurunan penjualan MoM.
Persaingan harga, terutama di segmen mobil listrik, dinilai menjadi faktor yang membuat konsumen menunda pembelian. Manajemen ASII memperkirakan bahwa perang harga dapat menekan margin perusahaan, terutama di wilayah Jabodetabek.
Sektor Ritel: Diprediksi Tumbuh Meski Melambat
Bank Indonesia memproyeksikan penjualan ritel pada Juli 2025 akan tumbuh 4,8% YoY, namun terkontraksi 4% MoM setelah periode libur. Pada Juni 2025, penjualan ritel tumbuh 1,3% YoY dan -0,2% MoM.
Aksi Korporasi: Pengendali Borong Saham, Private Placement, dan Rights Issue
Beberapa emiten melakukan aksi korporasi yang menarik perhatian investor:
- $WIFI: Pengendali membeli sekitar 30,1 juta saham dengan harga rata-rata Rp2.880 per lembar.
- $KRYA: Berencana menyertakan modal di perusahaan motor listrik ECGO senilai Rp10,4 miliar.
- $DATA: Pemegang saham membeli sekitar 1,1 juta saham dengan harga rata-rata Rp1.790 per lembar.
- $PPRI: Pemegang saham membeli sekitar 9,5 juta saham dengan harga rata-rata Rp218 per lembar.
- $BULL: Berencana menggelar private placement hingga 1,4 miliar saham baru dengan efek dilusi 9,09%, dengan Fortune Street Limited sebagai calon investor.
- $PADI: Berencana menggelar rights issue hingga 2,3 miliar saham baru untuk modal kerja.
Ekonomi Global: Inflasi China Stabil
Indeks Harga Konsumen (IHK) China stabil secara tahunan pada Juli 2025, melampaui ekspektasi deflasi. Inflasi inti mencapai level tertinggi dalam 17 bulan terakhir.
Sektor Energi: Produksi Batu Bara dan Biodiesel
Produksi batu bara nasional selama semester pertama 2025 mencapai 357,6 juta ton, turun 12% YoY. Pemerintah berencana mengimplementasikan mandatori biodiesel B50 pada 2026.