Pabrik Penggilingan Padi Berguguran Pasca Penegakan Hukum Beras Oplosan

Gelombang penutupan pabrik penggilingan padi melanda Indonesia pasca-intensifnya penegakan hukum terhadap kasus beras oplosan. Sekitar 40% dari pabrik-pabrik tersebut dilaporkan berhenti beroperasi.

Data ini terungkap dari temuan di Karawang, Jawa Barat, yang menunjukkan hampir separuh penggilingan padi di wilayah tersebut menghentikan aktivitasnya. Laporan serupa juga mengalir dari daerah lain, seperti Yogyakarta dan Jawa Timur, mengindikasikan masalah yang lebih luas.

Kenaikan Harga Pokok Produksi (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram, tanpa diiringi penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, menambah beban berat bagi pengusaha. Dengan HET tetap di Rp12.500 per kilogram, selisih harga yang tipis membuat banyak pengusaha kesulitan menutupi biaya produksi.

Situasi semakin diperparah dengan tindakan tegas aparat penegak hukum terhadap praktik beras oplosan, yang membuat sejumlah pengusaha memilih menutup sementara usaha mereka. Kekhawatiran melanggar hukum akibat tingginya harga gabah menjadi alasan utama.

Penutupan pabrik penggilingan padi ini umumnya bersifat sementara, dengan harapan harga gabah segera turun dan memungkinkan produksi kembali sesuai HET tanpa melanggar aturan. Gejala ini sudah terasa sejak Juni 2025, seiring dengan lonjakan harga gabah dan keterlambatan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Keluhan dan usulan solusi telah disampaikan kepada berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan DPR RI. Penggilingan padi skala kecil adalah yang paling rentan terdampak, meskipun beberapa pengusaha besar juga mulai merasakan kesulitan mendapatkan bahan baku.

Sebelumnya, terjadi kelangkaan beras medium dan premium di ritel, bertepatan dengan penindakan produsen beras oplosan oleh Satgas Pangan Polri. Pemerintah menegaskan tidak pernah memerintahkan penarikan beras yang diduga oplosan, melainkan meminta produsen menyesuaikan harga dengan kualitas beras.

Penyaluran beras SPHP ke ritel modern sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan Juli hingga akhir Desember 2025, namun distribusinya belum berjalan optimal. Diharapkan, pasokan SPHP akan segera ditingkatkan ke ritel modern untuk menstabilkan harga dan pasokan beras di pasaran.

Scroll to Top