Tragedi di Gaza: Serangan Israel Renggut Nyawa Empat Jurnalis Al Jazeera

Jakarta – Dunia pers kembali berduka. Serangan militer Israel di Kota Gaza pada Minggu (10/8) waktu setempat merenggut nyawa empat jurnalis Al Jazeera, termasuk Anas al-Sharif.

Al-Sharif tewas ketika tenda tempat para jurnalis berlindung di dekat Rumah Sakit Al-Shifa terkena serangan. Al-Sharif, seorang koresponden Al Jazeera berbahasa Arab, diketahui baru saja tiba dari Gaza utara.

Selain Al-Sharif, Mohammed Qreiqeh (koresponden Al Jazeera), serta Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal (operator kamera), juga menjadi korban dalam serangan tersebut.

Direktur RS Al Shifa menduga serangan ini terencana dan sengaja menargetkan para jurnalis oleh militer Israel.

Sebelum kejadian nahas ini, Al-Sharif sempat mengunggah pesan di platform X, menginformasikan tentang pengeboman intensif dan terkonsentrasi yang dilakukan Israel di wilayah timur dan selatan Kota Gaza. Video terakhirnya merekam suara ledakan keras rudal Israel yang menerangi langit malam.

Militer Israel memberikan pernyataan yang berbeda, menuduh Al-Sharif sebagai pemimpin sel Hamas yang bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil dan pasukan Israel. Mereka mengklaim memiliki bukti keterlibatan Al-Sharif dengan Hamas.

Muhammed Shehada, analis di Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Al-Sharif terlibat dalam kegiatan permusuhan. Menurutnya, Al-Sharif menghabiskan hari-harinya di depan kamera untuk meliput berita.

Sebelumnya, militer Israel juga pernah menuduh Al-Sharif sebagai anggota sayap militer Hamas melalui unggahan video di media sosial, namun tuduhan tersebut telah dibantah.

Israel seringkali menuduh jurnalis Palestina di Gaza sebagai anggota Hamas. Sejak agresi Israel ke Gaza pada tahun 2023, lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media telah tewas. Selain jurnalis, keluarga dan kerabat mereka juga menjadi sasaran.

Scroll to Top