Bintang Paris Saint-Germain (PSG), Ousmane Dembele, menjadi topik hangat perdebatan Ballon d’Or, dengan banyak pihak menilai dirinya lebih berhak atas penghargaan tersebut ketimbang talenta muda Barcelona, Lamine Yamal. Argumentasi ini didasarkan pada pencapaian Dembele yang dinilai lebih komprehensif.
Musim lalu menjadi musim yang manis bagi Dembele bersama PSG. Ia berhasil mengantarkan timnya meraih treble domestik, yakni juara Ligue 1 (Liga Prancis), Coupe de France (Piala Prancis), serta prestasi puncak: Liga Champions. Kontribusi Dembele sebagai ujung tombak serangan tak bisa dipungkiri. Pemain berusia 28 tahun itu sukses menyarangkan 35 gol di berbagai kompetisi.
Sementara itu, Lamine Yamal juga menunjukkan performa yang menjanjikan bersama Barcelona. Yamal berhasil membawa Barcelona memenangi Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.
Perbandingan prestasi ini memicu diskusi sengit. Alain Giresse, mantan pemain Timnas Prancis, secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Dembele. Menurutnya, meski Yamal menunjukkan bakat teknik yang luar biasa, Dembele lebih unggul dalam hal performa di level tertinggi.
"Yamal memang memiliki kualitas teknik yang luar biasa. Namun, bagi saya, ia masih kurang dalam hal performa di level tertinggi. Dembele berada di atas semua pemain yang menunjukkan komitmen penuh di final (Liga Champions) dengan kualitas luar biasa di bawah tekanan," ungkap Giresse.
Giresse menambahkan bahwa gelar yang diraih Dembele menjadi faktor pembeda yang signifikan. "Menurut pendapat saya, Dembele memiliki gelar yang menegaskan musimnya, gelar yang tidak dimiliki oleh Yamal," pungkasnya. Dengan demikian, perdebatan mengenai siapa yang lebih layak meraih Ballon d’Or antara Dembele dan Yamal terus berlanjut.