Sleman – Kalurahan Margoluwih, Seyegan, terus berupaya menekan angka stunting melalui gerakan KRESNA (Keluarga sehat, Remaja Siap, Edukasi Ibu, Stunting dicegah, Nutrisi dijaga menuju Anak Cerdas dan hebat). Sosialisasi yang diikuti 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kader, ibu hamil, balita, PKK, remaja, BPKal, dan LPMKal dari 14 Padukuhan, digelar di Gedung Pertemuan Kalurahan Margoluwih.
Kamituwa Margoluwih, Widodo, menegaskan bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab seluruh elemen kabupaten/kota.
"Dengan angka stunting 6,6 persen atau 35 anak, Margoluwih menjadi kalurahan dengan kasus stunting terendah di Seyegan, berkat berbagai inovasi pencegahan stunting yang telah dilakukan," jelas Widodo.
Carik Margoluwih, Evi Arfita, menambahkan bahwa upaya penurunan angka stunting ini akan dievaluasi di akhir tahun sebagai bagian dari sistem akuntabilitas kinerja lurah.
Penanggung jawab promosi kesehatan Puskesmas Seyegan, Dian Kusuma, menyoroti asap rokok sebagai faktor dominan penyebab stunting. Menurutnya, tingkat kepatuhan perokok untuk merokok di tempat khusus masih sangat rendah.
"Hasil survei menunjukkan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama stunting," ungkap Dian.
Dian menjelaskan cara mengurangi risiko stunting, termasuk menciptakan lingkungan bebas asap rokok, memberikan edukasi kesehatan, mengalihkan anggaran, dan melaksanakan program Keluarga Sehat Bebas Asap Rokok (Gasbro). Ia juga mengedukasi ibu hamil tentang dampak asap rokok, seperti gangguan pertumbuhan janin, perkembangan paru-paru, penurunan kecerdasan, peningkatan risiko stunting, dan beban ekonomi keluarga.
Dian mengajak seluruh peserta untuk berperan aktif dalam mewujudkan dunia bebas rokok dengan cara mengedukasi diri dan orang lain, mendukung kebijakan anti rokok, menjadi contoh positif, dan berani bersikap.
Kegiatan diakhiri dengan pembagian stiker "BIJAKLAH MEROKOK! EMPAN PAPAN JADI PEDOMAN", sebagai ajakan untuk merokok di tempat yang telah disediakan dan tidak di sembarang tempat.