Aceh menghadapi peningkatan kasus HIV yang mengkhawatirkan dalam tiga tahun terakhir. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menunjukkan tren kenaikan signifikan. Pada tahun 2023 tercatat 325 kasus, melonjak menjadi 350 kasus pada tahun 2024. Hingga Juli 2025, hampir 200 kasus baru telah teridentifikasi.
Menurut keterangan dari Dinas Kesehatan Aceh, kelompok usia 21-30 tahun mendominasi angka kasus HIV, mencapai sekitar 48% dari total penderita. Angka yang mengkhawatirkan juga terlihat pada kelompok usia 11-20 tahun, yang menyumbang 13% dari keseluruhan kasus.
Hubungan sesama jenis menjadi faktor utama penyebaran HIV di Aceh. Pemerintah daerah berupaya menekan angka kasus dengan menyediakan 113 layanan perawatan, dukungan, dan pengobatan (PDP). Selain itu, edukasi kesehatan reproduksi gencar dilakukan di sekolah-sekolah dan menyasar para orang tua. Pendekatan konselor sebaya dinilai efektif untuk menjangkau kalangan pelajar.
Ancaman HIV tidak hanya menghantui orang dewasa, tetapi juga remaja yang masih bersekolah. Kabar baiknya, pasien HIV yang terdeteksi di Aceh umumnya mendapatkan pengobatan secara komprehensif hingga 100%.
Pencegahan penyebaran HIV membutuhkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk peran aktif orang tua. Orang tua diharapkan dapat memberikan informasi yang benar dan pemahaman mengenai cara penularan serta langkah pencegahan yang tepat kepada anak-anak mereka. Dengan demikian, generasi muda Aceh dapat terlindungi dari risiko terinfeksi HIV.