Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini merilis data mengenai penyebaran penyakit chikungunya di seluruh Indonesia. Berdasarkan laporan tersebut, terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan di beberapa wilayah. Sumatera Utara menempati posisi keempat sebagai provinsi dengan jumlah kasus chikungunya terbanyak, mencapai 1.074 kasus.
Data Kemenkes menunjukkan lonjakan kasus chikungunya mulai terasa sejak awal tahun 2025, khususnya pada minggu pertama hingga minggu kesembilan. Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 dan 2024. Kemenkes RI menjelaskan bahwa pola ini sejalan dengan musim penghujan di Indonesia yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes, vektor utama penyakit chikungunya.
Meskipun demikian, kabar baiknya adalah kasus chikungunya dilaporkan mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir.
Berikut adalah daftar lima provinsi dengan kasus chikungunya tertinggi hingga pekan ke-30 tahun 2025:
- Jawa Barat: 6.674 kasus
- Jawa Tengah: 3.388 kasus
- Jawa Timur: 2.903 kasus
- Sumatera Utara: 1.074 kasus
- Banten: 838 kasus
Perbandingan dengan Negara Lain
Tidak hanya di Indonesia, penyakit chikungunya juga menjadi perhatian di negara lain.
China: Sejak pertengahan Juni, hampir 8.000 warga di wilayah selatan China terinfeksi chikungunya. Meski demikian, sebagian besar kasus tergolong ringan dan tidak ada laporan kematian. Penyebaran penyakit ini diduga berkaitan dengan perluasan wilayah penyebaran nyamuk Aedes akibat perubahan iklim.
Singapura: Otoritas kesehatan Singapura juga meningkatkan kewaspadaan setelah terjadi peningkatan kasus chikungunya. Hingga 2 Agustus, tercatat 17 kasus, meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total kasus di tahun 2024 adalah 15 pasien, sehingga angka di tahun 2025 sudah melampaui total tahun sebelumnya.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit chikungunya, terutama saat musim hujan. Tindakan pencegahan seperti membersihkan lingkungan dari genangan air dan menggunakanRepelan nyamuk sangat penting untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit ini.