Film animasi "Merah Putih: One for All" tengah menjadi sorotan publik. Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) memberikan klarifikasi terkait dukungan terhadap produksi film tersebut. Kemenekraf menegaskan bahwa pemerintah tidak memberikan bantuan finansial maupun fasilitas produksi dan promosi untuk film animasi itu.
Kemenekraf meyakini setiap pelaku ekonomi kreatif berhak berkarya dan berkreasi, asalkan memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi kreatif.
Menurut Kemenekraf, pada 7 Juli 2025, tim produksi "Merah Putih: One For All" mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar. Dalam pertemuan itu, Irene Umar memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas film animasi tersebut.
Kemenekraf juga menyatakan tidak memiliki wewenang untuk melakukan kurasi, apalagi meloloskan atau tidaknya sebuah tayangan film. Proses kurasi dan seleksi penayangan menjadi tanggung jawab pihak distributor, dalam hal ini pemilik bioskop.
Kritik dari Legislator
Anggota DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, turut memberikan catatan terhadap film animasi ini. Ia menyambut baik produksi karya anak bangsa ini, namun berharap masukan dari publik dapat dijadikan pelajaran untuk perbaikan di masa mendatang.
Lalu Hadrian menyoroti bahwa informasi terkait film ini masih terbatas. Meskipun bertema nasionalisme, kontroversi utama terletak pada kualitas dan anggaran pembuatannya. Banyak warganet mengkritik kualitas visual film animasi tersebut.
Kendati demikian, Lalu Hadrian mengapresiasi pembuatan film "Merah Putih: One for All" sebagai kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.
Tentang Film
Film "Merah Putih: One For All" dijadwalkan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025. Trailernya sudah tersedia di berbagai platform YouTube.
Film ini bercerita tentang sekelompok anak yang terpilih menjadi Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan. Ketika bendera hilang, mereka harus bersatu, meskipun berasal dari latar budaya yang berbeda, untuk menyelamatkan sang Merah Putih.