Institut Teknologi Sumatera (Itera) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung bersinergi dalam upaya memerangi malaria, penyakit yang masih menjadi momok di beberapa wilayah Lampung. Kolaborasi ini diwujudkan melalui serangkaian penelitian inovatif yang berfokus pada deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit malaria.
Program Studi Teknik Biomedis Itera memimpin upaya ini dengan menjalin kemitraan strategis bersama Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Lampung. Tim peneliti Itera, yang terdiri dari Rafli Filano, I Gde Eka Dirgayussa, Rudi Setiawan, dan Yudha Hamdi Arzi, telah merancang dua usulan penelitian unggulan yang akan diimplementasikan di daerah endemik malaria, khususnya Kabupaten Pesawaran.
Usulan pertama adalah pengembangan sistem deteksi dini parasit Plasmodium, penyebab malaria, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Sistem ini akan diintegrasikan dengan mikroskop konvensional yang sudah ada di fasilitas kesehatan. Tujuannya adalah mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis malaria, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
Usulan kedua berfokus pada pencegahan. Tim Itera akan mengembangkan sistem pemantauan populasi larva nyamuk berbasis Internet of Things (IoT). Sistem ini akan memantau habitat larva nyamuk secara real-time berdasarkan parameter lingkungan seperti suhu dan salinitas air. Dengan demikian, potensi wabah malaria dapat dideteksi lebih awal, memungkinkan tindakan pencegahan yang lebih tepat sasaran.
Kepala Bidang P2PM Dinkes Lampung, dr. Lusi Damayanti, menyambut baik inisiatif Itera dan menyatakan dukungan penuh dari pihaknya. Ia berharap kolaborasi ini dapat menurunkan angka kejadian malaria di Lampung dan menjadi contoh sukses penerapan teknologi kesehatan dalam mengatasi penyakit tropis.
Kemitraan antara Itera dan Dinkes Lampung ini diharapkan menjadi langkah awal untuk penelitian berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Lampung secara keseluruhan. Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari semangat Kampus Berdampak yang digaungkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di masyarakat.