Startup Unplugged Pindahkan Produksi UP Phone ke Amerika Serikat Demi Privasi Lebih Baik

Startup smartphone Unplugged mengumumkan rencana ambisius untuk memindahkan produksi UP Phone ke Nevada, Amerika Serikat. Langkah ini diambil setelah sebelumnya perangkat tersebut dirakit di Indonesia. Meskipun biaya tenaga kerja di AS lebih tinggi, Unplugged berusaha mempertahankan harga jual di bawah US$1.000 (sekitar Rp16,2 jutaan). Sebagai perbandingan, harga UP Phone yang diproduksi di Indonesia saat ini adalah US$989 (sekitar Rp16 juta).

Secara desain, UP Phone sekilas mirip dengan iPhone, terutama pada panel kamera bergaya ‘boba’ dan sisi melengkung dengan bezel layar tipis. Namun, UP Phone tidak dilengkapi dengan fitur Dynamic Island seperti iPhone.

Unplugged mengklaim bahwa UP Phone jauh lebih aman dalam hal privasi dibandingkan iPhone 16 Pro dan Galaxy S25. Klaim ini didasarkan pada fakta bahwa UP Phone tidak memiliki permintaan DNS pihak ketiga. Sementara itu, iPhone 16 Pro dan Galaxy S25 masing-masing memiliki 3.181 dan 1.368 permintaan DNS pihak ketiga. Permintaan DNS adalah proses pengiriman informasi terkait alamat IP dari komputer pengguna ke server DNS.

Selain perakitan, CEO Unplugged, Joe Weil, mengungkapkan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan pengadaan komponen perangkat di AS. "Langkah pertama adalah perakitan, kemudian secara bertahap melakukan pengadaan komponen," ujarnya. Namun, Weil tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai jumlah perangkat yang akan dirakit, mitra kerja di Nevada, atau dana yang telah dikumpulkan untuk memulai proyek ini.

Biaya perakitan smartphone di AS memang tergolong mahal, terutama karena rantai pasokan yang masih berpusat di Asia dan tingginya biaya tenaga kerja lokal. Unplugged menyadari tantangan ini dan berencana melakukan perakitan dalam jumlah kecil dan stabil, serta tidak merilis model baru setiap tahun.

Inisiatif Unplugged ini sejalan dengan upaya Presiden AS Donald Trump untuk menarik lebih banyak produsen smartphone agar melakukan perakitan langsung di negaranya, termasuk raksasa teknologi Apple. Trump bahkan menerapkan beberapa langkah, termasuk ancaman tarif tinggi, untuk mendorong perusahaan-perusahaan tersebut. Bisnis keluarga Trump juga berencana merakit ponsel T1 terbaru mereka di AS.

Scroll to Top