Kasus Misterius Kematian Zara Qairina: Dugaan Bullying dan Tuntutan Transparansi

Kematian tragis Zara Qairina Mahathir, seorang siswi berusia 13 tahun di Sabah, Malaysia, telah memicu gelombang kecurigaan dan kemarahan publik. Zara ditemukan tidak sadarkan diri di dekat asrama sekolahnya dan meninggal dunia sehari kemudian, menimbulkan pertanyaan besar tentang penyebab sebenarnya dari kejadian tersebut.

Kejanggalan dimulai dengan tidak adanya autopsi awal setelah kematian Zara. Hal ini diperburuk oleh kurangnya informasi yang diberikan oleh pihak berwenang, memicu spekulasi liar di kalangan masyarakat. Rumor tentang bullying yang dialami Zara dan dugaan keterlibatan keluarga berpengaruh semakin memperkeruh suasana, memicu tuduhan adanya upaya menutup-nutupi kasus ini.

Zara ditemukan di sebuah selokan pada tanggal 16 Juli dini hari, setelah diduga terjatuh dari lantai tiga asrama Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha. Meskipun segera dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong. Jenazahnya dimakamkan tanpa pemeriksaan medis yang memadai.

Keluarga Zara baru melaporkan kecurigaan mereka kepada polisi beberapa hari kemudian, setelah ibunda Zara menyadari adanya memar di punggung putrinya saat memandikan jenazah. Detail ini sebelumnya tidak diungkapkan kepada pihak berwajib.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah menjanjikan penyelidikan yang cepat dan transparan, menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang akan dilindungi jika terbukti melanggar hukum. Sebagai tindak lanjut, makam Zara digali kembali pada tanggal 10 Agustus atas perintah Kantor Kejaksaan Agung untuk dilakukan autopsi.

Proses autopsi yang berlangsung selama delapan jam mengungkapkan adanya tanda-tanda cedera pada tubuh Zara. Namun, rincian lebih lanjut belum diungkapkan sampai laporan autopsi resmi dirilis.

Saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki apakah luka-luka tersebut terkait dengan tindak pidana. Kepolisian juga sedang menelusuri kemungkinan adanya unsur bullying dalam kasus ini. Publik Malaysia menuntut kejelasan dan transparansi dalam pengungkapan kebenaran di balik kematian Zara Qairina.

Scroll to Top