Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit leptospirosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira ini, ditularkan melalui urin hewan, termasuk tikus dan kucing. Hingga pertengahan Agustus 2025, tercatat 17 kasus leptospirosis di Ciamis, dengan tujuh orang di antaranya meninggal dunia.
Kasus-kasus ini tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Ciamis. Dinkes Ciamis telah mengerahkan tenaga promosi kesehatan di seluruh puskesmas untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Edukasi difokuskan pada pemahaman tentang leptospirosis, bagaimana cara penularannya, dan langkah-langkah pencegahannya.
Gejala leptospirosis meliputi demam, sakit kepala, mual, muntah, kulit dan mata menguning, serta penurunan frekuensi buang air kecil. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera mencari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka atau selaput lendir yang terpapar air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi. Walaupun tikus dikenal sebagai pembawa utama, kucing juga bisa menjadi sumber penularan jika terinfeksi.
Oleh karena itu, menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sangatlah penting. Lingkungan yang bersih, bebas dari tumpukan sampah yang menjadi sarang tikus, adalah kunci pencegahan leptospirosis.
Leptospirosis sering muncul setelah musim hujan atau di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri saat membersihkan area yang berpotensi terkontaminasi, menjaga kebersihan rumah, dan menghindari kontak langsung dengan urin atau kotoran hewan yang berisiko.