Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, Ditahan atas Kasus Manipulasi Saham dan Korupsi

Kabar mengejutkan datang dari Korea Selatan: Kim Keon Hee, mantan Ibu Negara, resmi ditahan. Penahanan ini menyusul serangkaian interogasi oleh jaksa terkait dugaan manipulasi saham dan praktik korupsi. Tragisnya, Kim kini mengikuti jejak suaminya, Yoon Suk Yeol, yang telah lebih dulu mendekam di penjara.

Sejak awal Agustus, Kim diperiksa intensif terkait keterlibatannya dalam dugaan manipulasi harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan 2012. Ia dituduh berkolusi dengan para pelaku pasar untuk menggelembungkan nilai saham. Selain itu, Kim juga diduga menerima hadiah mewah, termasuk tas bermerek senilai ribuan dolar, saat Yoon masih menjabat sebagai Presiden, tindakan yang berpotensi melanggar undang-undang antikorupsi.

Sebelum penahanannya, Kim telah menyampaikan permohonan maaf di hadapan publik dan berjanji akan kooperatif selama proses penyelidikan.

"Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini," ujarnya.

Namun, permintaan maaf tersebut tak menghalangi proses hukum. Jaksa akhirnya mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kim atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi. Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengabulkan permintaan tersebut dengan alasan kekhawatiran adanya upaya penghilangan barang bukti.

Penahanan Kim menandai sejarah kelam bagi Korea Selatan. Untuk pertama kalinya, negara tersebut memiliki mantan Presiden dan Ibu Negara yang sama-sama berada di balik jeruji besi.

Dakwaan terhadap Kim mencakup pelanggaran hukum pasar modal dan investasi keuangan, serta hukum dana politik. Selain itu, video yang merekam momen penerimaan tas Dior oleh Kim dari seorang penggemar pada tahun 2022 kembali memicu kemarahan publik. Ia juga dituduh terlibat dalam intervensi proses pencalonan anggota parlemen dari partai suaminya, yang melanggar hukum pemilu.

Tak berhenti di situ, jaksa Korea Selatan juga melakukan penggeledahan di kantor pusat Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai yang pernah menaungi Yoon Suk Yeol. Penggeledahan ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti terkait dugaan campur tangan Kim dalam pemilihan parlemen.

Penggeledahan tersebut menuai kritik dari pemimpin oposisi Korsel, Song Eon Seog, yang menyebutnya sebagai "perilaku gangster".

Kasus ini menandai kejatuhan dramatis bagi mantan pasangan nomor satu di Korea Selatan. Yoon sendiri telah dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada April lalu atas deklarasi darurat militer yang kontroversial. Ia ditahan sejak Juli, dan penyelidikan terhadap kasus-kasusnya masih terus berlangsung.

Para jaksa juga melakukan penggeledahan terhadap sebuah perusahaan interior yang diduga terkait dengan Kim sehubungan dengan dugaan favoritisme dalam perbaikan kantor kepresidenan saat Yoon menjabat.

Scroll to Top