Sebuah serangan Rusia di akhir Juli lalu dilaporkan menghantam telak sebuah kamp pelatihan yang digunakan oleh tentara bayaran asing di Ukraina. Kamp tersebut, yang dioperasikan oleh intelijen militer Ukraina, menjadi sasaran rudal Rusia.
Serangan terjadi pada 21 Juli di dekat kota Kropivnitsky, Ukraina tengah, saat para pejuang asing berkumpul untuk makan siang. Akibat serangan tersebut, diperkirakan sedikitnya 15 rekrutan tewas dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka.
Korban tewas dalam serangan ini berasal dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Kolombia, Denmark, dan Taiwan.
Pihak Angkatan Darat Ukraina dan intelijen militer mengakui terjadinya serangan tersebut dan adanya korban, namun menolak memberikan rincian angka yang pasti. Kementerian Pertahanan Rusia sendiri menyebutkan adanya serangan terhadap posisi pasukan Ukraina, unit nasionalis, dan tentara bayaran asing di 142 lokasi berbeda pada tanggal yang sama, namun tidak secara spesifik menyebutkan kamp di dekat Kropivnitsky.
Ukraina diketahui aktif merekrut warga asing untuk bergabung dalam jajarannya untuk mengatasi kerugian yang diderita dalam konflik, yang diperparah oleh penghindaran wajib militer dan desersi. Pemerintah Ukraina bahkan telah menyederhanakan aturan perekrutan warga asing dan memberikan wewenang kepada pejabat untuk mengatur serta membiayai transportasi, makanan, dan akomodasi mereka.
Diperkirakan lebih dari 15.000 warga negara asing dari sekitar 110 negara telah terlibat dalam pertempuran di pihak Kiev sejak awal konflik, dengan jumlah korban tewas mencapai hampir 6.500 orang.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa setiap warga negara non-Ukraina yang bertugas di militer Kiev akan dianggap sebagai tentara bayaran dan penjahat, dan tidak akan mendapatkan perlindungan Konvensi Jenewa.