Israel Setujui Rencana Serangan Baru di Gaza, Kondisi Kemanusiaan Semakin Memprihatinkan

Jakarta – Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat. Militer Israel dilaporkan telah menyetujui "kerangka kerja" untuk melancarkan serangan baru di wilayah tersebut. Keputusan ini diambil beberapa hari setelah kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerukan perebutan Kota Gaza.

Panglima Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, telah mengesahkan rencana operasional militer di Jalur Gaza. Meski demikian, pemerintahan Netanyahu belum memberikan kepastian waktu mengenai kapan pasukan Israel akan memasuki Kota Gaza. Kota ini menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga yang mengungsi akibat serangan sebelumnya.

Situasi di Kota Gaza dilaporkan semakin memburuk. Badan Pertahanan Sipil Gaza menyatakan bahwa serangan udara Israel semakin intensif dalam beberapa hari terakhir. Daerah permukiman seperti Zeitoun dan Sabra menjadi sasaran "serangan udara yang sangat gencar" yang menargetkan rumah-rumah warga sipil, termasuk gedung-gedung tinggi.

Di tengah meningkatnya ketegangan, delegasi senior Hamas telah tiba di Kairo untuk melakukan "pembicaraan awal" dengan pejabat Mesir mengenai kemungkinan gencatan senjata sementara.

Rencana pemerintah Netanyahu untuk memperluas perang di Gaza, setelah lebih dari 22 bulan pertempuran, menuai kecaman internasional dan penolakan domestik. Para ahli yang didukung PBB memperingatkan tentang potensi bencana kelaparan yang meluas di wilayah tersebut, akibat pembatasan drastis yang diberlakukan Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk.

Konflik yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 telah menyebabkan ribuan korban jiwa. Serangan Hamas dilaporkan menyebabkan 1.219 kematian, sementara serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 61.599 warga Palestina. Data korban jiwa dari pihak Palestina ini bersumber dari Kementerian Kesehatan di Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, dan dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

Scroll to Top