Mesir telah secara intensif melatih pasukan Palestina selama beberapa bulan terakhir, sebagai persiapan untuk kepemimpinan mereka di Jalur Gaza setelah berakhirnya agresi Israel. Pelatihan ini merupakan bagian integral dari rencana rekonstruksi Gaza yang komprehensif.
Pada bulan April, dilaporkan bahwa 300 personel keamanan dari Otoritas Palestina (PA) telah menjalani pelatihan di Kairo. Kelompok ini terdiri dari petugas polisi, petugas keamanan nasional, petugas keamanan preventif, dan petugas intelijen. Seluruh peserta pelatihan terkait dengan gerakan Fatah dan setia kepada PA di bawah kepemimpinan Mahmoud Abbas.
Pemerintah Mesir menghindari keterlibatan individu yang loyal kepada Mohammed Dahlan, seorang anggota Fatah dan mantan kepala pencegahan keamanan di Gaza, untuk menghindari potensi keberatan dari pimpinan PA di Ramallah dan untuk memastikan dukungan dari Arab Saudi.
Selain di Mesir, sejumlah pasukan keamanan Palestina juga menerima pelatihan di Yordania, meskipun jumlah pastinya tidak diketahui. Mesir dan Yordania berharap upaya pelatihan dan rekonstruksi Gaza yang mereka lakukan akan mendapatkan dukungan finansial dari negara-negara Teluk.
Perjanjian untuk melatih pasukan Palestina di Mesir dan Yordania telah ada sejak Konferensi Donor Palestina pertama di Oslo pada tahun 1993. Pertemuan ini menghasilkan nota kesepahaman yang mencakup kesediaan untuk melatih ribuan polisi Palestina sebelum dikerahkan ke Gaza dan Jericho pada tahun 1994.
Sejak perjanjian tersebut, beberapa pasukan PA telah dikirim ke Kairo untuk mengikuti kursus pelatihan keamanan dan militer di berbagai akademi, termasuk Akademi Kepolisian, Akademi Militer, dan Akademi Studi Militer dan Strategis Tinggi.
Sejak agresi Israel ke Palestina pada Oktober 2023, Mesir juga telah melatih kelompok muda Gaza, termasuk mahasiswa dan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut.
Pelatihan ini merupakan bagian dari proposal yang diajukan Mesir di Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab pada bulan Maret. Proposal tersebut mencakup pemulihan pemerintahan PA dan kerja sama dengan Yordania untuk melatih pasukan yang akan dikerahkan ke Gaza. Proposal tersebut juga mengusulkan agar Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan pengerahan pasukan internasional atau pasukan penjaga perdamaian di Gaza dan Tepi Barat.