Tangerang, Banten – Pemberantasan beras oplosan oleh pemerintah mulai membuahkan hasil positif. Penjualan beras di Pasar Ciputat, Tangerang, Banten, menunjukkan peningkatan setelah sempat merosot tajam akibat isu tersebut.
Sebelumnya, sebuah toko beras bernama Heri di pasar tersebut mampu menjual minimal 40 karung beras setiap hari. Namun, ketika isu beras oplosan merebak, penjualan anjlok drastis hingga hanya 20 karung, atau maksimal 25 karung per hari.
Setelah pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap mafia beras dan pengoplos beras, volume penjualan di toko Heri berangsur membaik. Upaya pemerintah mengubah klasifikasi beras berdasarkan jenis, bukan kualitas (dari medium dan premium menjadi biasa dan khusus), dinilai efektif memitigasi peredaran beras oplosan.
Sementara itu, pedagang beras lain bernama Ciku, yang sudah berjualan selama 20 tahun di Pasar Ciputat, mendukung penuh upaya pemerintah memberantas mafia beras oplosan. Ciku berharap pemerintah terus bertindak tegas agar harga dan pasokan beras tetap stabil di pasaran. Ia juga berharap program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) segera diimplementasikan untuk menekan harga beras di pasaran.
Pemerintah sendiri telah melakukan penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah di tingkat petani menjadi Rp6.500 per kg untuk melindungi petani, terutama saat panen raya. Pemerintah juga memastikan akan terus melakukan operasi pasar atau penyaluran beras SPHP hingga akhir tahun 2025.
Di tengah isu penutupan sejumlah penggilingan padi di daerah lumbung padi, para pedagang beras diimbau untuk tetap jujur dalam berbisnis.