Gaza Berduka: Serangan Israel Meningkat, Ratusan Nyawa Melayang

Kota Gaza kembali menjadi sasaran agresi militer Israel. Dalam 24 jam terakhir, setidaknya 123 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia, menandai lonjakan korban jiwa yang signifikan dalam sepekan terakhir.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, eskalasi kekerasan ini membawa dampak yang menghancurkan. Di tengah konflik yang berkecamuk, Hamas dikabarkan terus bernegosiasi dengan mediator Mesir, berupaya mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan niatnya untuk mengambil alih Gaza, bahkan menyerukan warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka. Meskipun demikian, Netanyahu mengklaim bahwa mereka tidak akan diusir secara paksa, melainkan "diizinkan keluar". Ia juga mendesak negara-negara yang peduli terhadap Palestina untuk membuka pintu mereka bagi para pengungsi.

Para pejabat memperkirakan bahwa rencana Israel untuk merebut kembali Kota Gaza, yang sempat diduduki di awal perang, masih membutuhkan waktu beberapa minggu. Hal ini menyiratkan bahwa peluang tercapainya gencatan senjata masih terbuka, meskipun perundingan berjalan alot dan konflik terus berlanjut.

Serangan udara dan tembakan tank Israel menghantam wilayah timur Kota Gaza dengan intensitas tinggi. Warga setempat melaporkan kerusakan parah pada perumahan di lingkungan Zeitoun dan Shejaia. Rumah sakit Al-Ahli mencatat 12 korban jiwa akibat serangan udara di sebuah rumah di Zeitoun. Di Khan Younis, Gaza selatan, tank-tank Israel menghancurkan sejumlah rumah, sementara di pusat kota, sembilan orang yang tengah mencari bantuan tewas dalam dua insiden terpisah akibat tembakan Israel.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan delapan kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir, termasuk tiga anak-anak. Secara keseluruhan, 235 orang, termasuk 106 anak-anak, telah meninggal dunia sejak perang dimulai.

Scroll to Top