Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pencapaian gemilang dengan menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai level 7.965,98 pada hari ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik pencapaian ini sebagai simbol optimisme dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa rekor IHSG ini menjadi kado istimewa dari para investor untuk Indonesia, menjelang perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2025 mendatang.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, IHSG melonjak 0,93% atau naik 73,07 poin, mencapai rekor tertinggi intraday di 7.973,98. Saham-saham unggulan (blue chip) dan emiten milik konglomerat menjadi pendorong utama kenaikan indeks.
Sebelumnya, rekor tertinggi harga penutupan IHSG tercatat pada 19 September 2024 di level 7.905,39, sementara rekor intraday terjadi pada tanggal yang sama di posisi 7.910,56.
Secara keseluruhan, 336 saham mengalami kenaikan, 263 saham terkoreksi, dan 198 saham stagnan. Nilai transaksi tercatat cukup tinggi, mencapai Rp 10,14 triliun dengan volume 23,39 miliar saham dalam 1,22 juta transaksi.
Hampir seluruh sektor perdagangan mencatatkan penguatan, dengan sektor teknologi, energi, dan utilitas memimpin kenaikan. Sektor finansial dan properti menjadi sektor yang mengalami koreksi pada hari ini.
Saham DCI Indonesia (DCII) kembali menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi 32,96 poin setelah dibuka dari suspensi dan masuk ke papan pemantauan khusus. Saham milik kongsi Toto Sugiri dan Salim ini menyentuh batas auto rejection atas (ARA), naik 10% ke Rp 336.675 per saham.
Kenaikan IHSG didorong oleh kembalinya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. Kemarin, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,52 triliun di pasar reguler. Tren net buy asing ini juga terlihat selama sepekan terakhir, setelah sebelumnya didominasi oleh penjualan bersih.