Banda Aceh – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), urung bertolak ke Aceh pada Kamis (14/8) karena pesawat yang membawanya mengalami masalah teknis. Pesawat tersebut terpaksa kembali ke Jakarta setelah 10 menit mengudara.
Seharusnya, JK menghadiri acara penganugerahan Peace Award dari UIN Ar-Raniry di Banda Aceh sebagai bentuk apresiasi atas perannya dalam menciptakan perdamaian. Acara tersebut juga bertepatan dengan peringatan ke-20 Hari Damai Aceh pada 15 Agustus 2025.
"Saya mohon maaf tidak dapat hadir. Pesawat yang saya tumpangi mengalami kendala mesin akibat adanya burung yang masuk, sehingga harus kembali," ungkap JK melalui sambungan Zoom.
Awalnya, JK memperkirakan perbaikan pesawat hanya memakan waktu singkat. Namun, setelah diperiksa oleh teknisi, pesawat tersebut memerlukan perbaikan di bengkel.
JK sempat membagikan video yang menunjukkan dirinya dan rombongan berada di dalam pesawat jet jenis Embraer Phenom 300 REG T7HKG sebelum lepas landas dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Dalam pidatonya sebagai penerima Peace Award, JK menekankan pentingnya menjaga perdamaian di Aceh dan mengisinya dengan pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut JK, tujuan utama dari perdamaian adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Setelah konflik berakhir, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengelola sumber daya dan membangun sektor-sektor penting seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan.
JK mengingatkan bahwa perdamaian tidak datang secara otomatis. Ia mencontohkan proses negosiasi panjang antara pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang turut ia pengaruhi saat menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2004-2009.
Kunci dari penyelesaian konflik, menurutnya, adalah memahami akar permasalahan, mengedepankan dialog, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
"Selama merdeka, kita belajar bahwa banyak konflik terjadi karena ketidakadilan ekonomi dan sosial. Tidak ada negara maju yang dibiarkan berlarut dalam konflik. Maka penyelesaian harus dilakukan dengan dialog, saling pengertian, dan tujuan bersama," pungkas JK.