Lubang Hitam Raksasa Tertidur Terungkap: Monster Tak Kasat Mata Seberat 36 Miliar Matahari

Para astronom baru-baru ini dikejutkan dengan penemuan lubang hitam ultramasif yang luar biasa. Ukurannya mencengangkan, dengan massa mencapai 36 miliar kali massa Matahari kita, menjadikannya lubang hitam terbesar yang pernah terdeteksi hingga saat ini.

Efek gravitasi yang dihasilkan oleh raksasa kosmik ini sangat dahsyat. Ia mampu membelokkan cahaya dari galaksi-galaksi yang berada di belakangnya, menciptakan ilusi optik yang memukau. Cahaya yang terdistorsi membentuk pola melingkar, dikenal sebagai cincin Einstein, yang terlihat seperti hiasan angkasa di tengah hamparan triliunan bintang.

Lubang hitam ini bersemayam di sebuah galaksi raksasa yang berjarak sekitar 5 miliar tahun cahaya dari Bumi. Bersama dengan galaksi pendampingnya, ia membentuk struktur unik yang dikenal sebagai "Tapal Kuda Kosmik." Lebih mengejutkan lagi, monster gravitasi ini sedang dalam keadaan "tertidur", tidak aktif menyedot materi di sekitarnya.

Berbeda dengan lubang hitam aktif yang rakus dan memancarkan radiasi intens, lubang hitam ini relatif tenang dan tidak memancarkan sinar-X yang kuat. Kondisi "tertidur" ini membuat lubang hitam menjadi sulit dideteksi secara langsung, seperti "monster tak kasat mata" yang bersembunyi di kegelapan alam semesta.

Lalu, bagaimana para ilmuwan berhasil mengungkap keberadaan lubang hitam raksasa ini? Kuncinya terletak pada teori relativitas umum Einstein. Teori ini menjelaskan bahwa massa dapat membengkokkan ruang-waktu, menyebabkan cahaya membelok saat melintas di dekat objek masif.

Dalam sistem "Tapal Kuda Kosmik," cahaya dari galaksi latar belakang dibelokkan oleh galaksi di latar depan, menciptakan efek lensa gravitasi yang kuat. Sejajaran yang hampir sempurna ini menghasilkan bentuk seperti tapal kuda, bukan cincin Einstein yang sempurna.

Untuk mengukur massa lubang hitam, para peneliti menggabungkan dua jenis data: tingkat pembengkokan cahaya dan kecepatan bintang-bintang di pusat galaksi depan, yang mencapai kecepatan mencengangkan sekitar 400 kilometer per detik.

Hasilnya sangat mengejutkan. Massa lubang hitam ini setara dengan 36 miliar kali massa Matahari. Para ilmuwan menduga bahwa galaksi ini merupakan kelompok galaksi fosil, hasil penggabungan banyak galaksi kecil. Dalam proses penggabungan ini, lubang hitam supermasif di pusat masing-masing galaksi juga bergabung, membentuk raksasa kosmik yang kita lihat sekarang.

Para ilmuwan juga meyakini bahwa ada hubungan antara ukuran galaksi dan lubang hitam di pusatnya. Saat galaksi tumbuh, materi mengalir ke lubang hitam, menambah massanya. Namun, saat lubang hitam aktif menyerap materi, energi yang dipancarkannya dapat mengganggu lingkungan galaksi dan menghambat pembentukan bintang baru. Penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang evolusi galaksi dan peran lubang hitam supermasif dalam membentuk alam semesta.

Scroll to Top