Kementerian Kesehatan bersama MSD Indonesia mengumumkan peluncuran kampanye nasional edukasi kesehatan "Tenang untuk Menang 2025" di Bandung, sebagai langkah strategis meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker serviks.
Inisiatif yang akan menjangkau berbagai wilayah hingga November 2025 ini, merupakan wujud komitmen untuk mengeliminasi kanker serviks melalui implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan eliminasi. Tahun ini, cakupan imunisasi HPV diperluas, termasuk untuk remaja perempuan usia 12 dan 15 tahun melalui program imunisasi kejar.
Kegiatan edukasi perdana yang diadakan di SMPN 2 Bandung melibatkan ratusan siswi kelas IX, guru, tenaga kesehatan, serta ibu-ibu PKK dari Jawa Barat. Mereka mendapatkan informasi langsung tentang pentingnya vaksinasi HPV sebagai langkah pencegahan utama kanker serviks.
Data Globocan 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 36.000 kasus baru kanker serviks terjadi di Indonesia setiap tahun, dengan angka kematian melebihi 20.000 jiwa. Tanpa intervensi pencegahan yang efektif, diperkirakan Indonesia akan kehilangan 1,7 juta perempuan akibat kanker ini hingga tahun 2070.
Managing Director MSD Indonesia menyoroti pentingnya edukasi dan kolaborasi untuk menekan angka kejadian kanker serviks di Indonesia. Kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan mendorong tindakan nyata dalam pencegahan kanker serviks, memastikan setiap perempuan berhak mendapatkan perlindungan sejak dini.
Dokter Spesialis Anak dari RSUP Hasan Sadikin Bandung menjelaskan bahwa vaksin HPV idealnya diberikan pada anak usia 11 atau 12 tahun, sebelum terpapar virus. Jika terlewat, dua dosis tetap direkomendasikan hingga usia 15 tahun.
Kampanye “Tenang untuk Menang 2025” mengusung tema "Ibu Tenang, Anak Terlindungi, Indonesia Menang Lawan Kanker Leher Rahim" dan akan menyasar lebih banyak komunitas lokal di berbagai provinsi selama empat bulan ke depan.
Upaya ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk mencapai target cakupan vaksinasi HPV sebesar 90 persen pada anak perempuan usia sekolah dasar pada tahun 2030.