Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan keyakinannya bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, siap mengakhiri konflik di Ukraina menjelang pertemuan puncak AS-Rusia di Anchorage, Alaska. Meskipun demikian, Trump memprediksi bahwa upaya menuju perdamaian memerlukan rangkaian pertemuan lanjutan yang juga melibatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"Saya pikir Presiden Putin akan mewujudkan perdamaian, dan Presiden Zelensky juga akan melakukan hal yang sama. Mari kita lihat apakah mereka sejalan," ujar Trump kepada awak media di Gedung Putih. Ia menekankan bahwa pertemuan awal ini bukanlah akhir, melainkan pembuka untuk diskusi yang lebih luas.
"Pertemuan yang lebih signifikan adalah pertemuan kedua… bersama Presiden Putin, Presiden Zelensky, dan mungkin beberapa pemimpin Eropa. Saya belum bisa memastikan," tambahnya.
Trump meredakan ekspektasi mengenai tercapainya gencatan senjata secara langsung dari pertemuan tersebut. Namun, ia membuka kemungkinan adanya kompromi terkait batas wilayah dan lahan. Dalam sebuah wawancara, ia menganalogikan pertemuan tersebut dengan permainan catur, "Pertemuan pertama ini mempersiapkan pertemuan kedua, tetapi ada 25% kemungkinan pertemuan ini tidak akan berhasil." Ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan terlibat langsung dalam negosiasi perjanjian damai.
Sementara itu, Zelensky dan para pemimpin Eropa secara intensif berupaya mencegah munculnya kesepakatan antara AS dan Rusia yang dianggap berpotensi membuat Ukraina rentan terhadap serangan di masa depan. Rusia saat ini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. Para pejabat Eropa khawatir bahwa kesepakatan apapun yang mengukuhkan penguasaan tersebut akan menjadi imbalan atas upaya Putin selama 11 tahun merebut wilayah Ukraina dan mendorong ambisinya lebih jauh ke Eropa.
Putin, sebelum terbang ke Alaska, mengumpulkan para menteri senior dan pejabat keamanan di Moskow. Dalam pidato yang disiarkan televisi, ia menilai bahwa AS tengah melakukan "upaya yang cukup energik dan tulus untuk menghentikan pertempuran, mengakhiri krisis, dan mencapai kesepakatan yang menarik bagi semua pihak yang terlibat." Ia menambahkan bahwa tujuan dari pembicaraan tersebut mencakup menciptakan kondisi jangka panjang untuk perdamaian, termasuk di bidang pengendalian senjata ofensif strategis.
Seorang penasihat Kremlin menyatakan bahwa Putin dan Trump juga akan membahas "potensi besar yang belum tergarap" dalam hubungan ekonomi AS-Rusia. Namun, seorang pejabat senior Eropa Timur memperingatkan, "Kami berharap Trump tidak tertipu oleh Rusia. Mereka hanya ingin menghindari sanksi baru dan mencabut yang sudah ada."
Kekhawatiran ini diperkuat oleh pernyataan seorang pejabat Eropa bahwa Putin kemungkinan akan menawarkan kemajuan di isu kendali senjata atau peluang bisnis untuk mengalihkan fokus Trump dari Ukraina. "Ini seperti permainan catur," ujarnya, mengulangi analogi Trump.
Pertemuan puncak ini adalah pertemuan tingkat tinggi AS-Rusia pertama sejak Juni 2021 dan berlangsung di tengah masa-masa sulit bagi Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, yang telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa dan jutaan pengungsi.