Hingga pertengahan 2025, Kota Jogja mencatat ratusan kasus demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah peningkatan kasus.
Data Dinkes Kota Jogja menunjukkan ada 217 kasus DBD dari Januari hingga Juli 2025. Angka ini relatif sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 215 kasus pada Januari-Juli 2024.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja, tren kasus DBD tahun ini tergolong stabil. Ia memperkirakan jumlah kasus di akhir tahun 2024 tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yang mencapai sekitar 300 kasus tanpa adanya kematian. Hingga saat ini, belum ada laporan kematian akibat DBD.
Meskipun stabil, kewaspadaan tetap diperlukan. Permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan rumah menjadi faktor penting dalam menekan angka kasus DBD. Masyarakat diimbau untuk rutin melakukan PSN dengan gerakan 3M, yaitu menguras, mengubur, dan menutup tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Pemantauan potensi penyebaran jentik nyamuk di setiap wilayah juga penting.
Selain itu, Dinkes juga telah melakukan fogging di beberapa lokasi tempat tinggal penderita. Namun, fogging tidak dilakukan di semua lokasi. Fogging hanya dilakukan jika ada kasus kematian atau terbukti ada penyebaran di wilayah tersebut berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi. Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan memeriksa 20 rumah di sekitar tempat tinggal penderita untuk mengetahui potensi penyebaran DBD.