Jakarta – Ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mewujudkan visi "Israel Raya" dengan mencaplok wilayah negara-negara Arab, termasuk Palestina, menuai kecaman keras dari berbagai penjuru dunia. Rencana kontroversial ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan negara-negara Arab dan semakin memperkecil harapan perdamaian di Timur Tengah.
Netanyahu, dalam sebuah wawancara, secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap gagasan "Israel Raya" yang mencakup wilayah Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah modern. Pernyataan ini segera memicu gelombang protes dari negara-negara Arab.
Yordania mengecam keras pernyataan Netanyahu sebagai "eskalasi berbahaya dan provokatif" yang mengancam kedaulatan negara-negara. Mesir juga meminta klarifikasi dan menilai pernyataan tersebut sebagai "penolakan terhadap opsi perdamaian di kawasan". Kecaman serupa datang dari Irak dan Qatar, yang menganggap ambisi Netanyahu sebagai "provokasi yang jelas terhadap kedaulatan negara-negara" dan "pernyataan absurd dan menghasut".
Arab Saudi menegaskan "penolakan total terhadap gagasan dan rencana kolonisasi dan ekspansi yang diadopsi oleh otoritas pendudukan Israel" dan menegaskan kembali "hak historis dan hukum rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka yang merdeka".
Indonesia turut menyuarakan kecaman keras terhadap ide Netanyahu. Pemerintah Indonesia menilai rencana tersebut melanggar hukum internasional dan semakin memperkecil prospek perdamaian di Palestina dan Timur Tengah. Kementerian Luar Negeri Indonesia menekankan bahwa perdamaian yang adil dan berkelanjutan hanya dapat terwujud dengan menegakkan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan hidup berdampingan dengan Israel berdasarkan solusi dua negara.
Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menolak segala bentuk aneksasi dan pendudukan permanen oleh Israel di Palestina maupun di negara Arab lainnya. Indonesia juga meminta PBB segera mengambil langkah konkret untuk menghentikan kebijakan Israel yang merusak prospek perdamaian.
Rencana "Israel Raya" Netanyahu muncul di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, yang terus memicu ketegangan di Timur Tengah. Situasi ini diperburuk dengan adanya upaya perluasan wilayah Israel, termasuk tuntutan untuk penaklukan Jalur Gaza dan aneksasi Tepi Barat. Komunitas internasional memandang pemukiman baru Israel di wilayah pendudukan sebagai ilegal menurut hukum internasional.