Kabar duka dari dunia hiburan menyelimuti masyarakat dengan kepergian komedian Mpok Alpa. Di balik layar kaca, hanya segelintir orang yang tahu perjuangan beratnya melawan kanker, sebuah rahasia yang rapat disimpannya.
Tika, asisten pribadi Mpok Alpa, akhirnya membuka tabir kisah pilu ini. Perjuangan panjang Mpok Alpa dimulai dengan serangkaian pengobatan yang intensif. Awalnya, Mpok Alpa berobat di Penang, Malaysia, dengan harapan bisa mengecilkan ukuran kanker sebelum tindakan operasi.
"Di Penang, dokter berupaya mengecilkan kanker dulu sebelum operasi. Namun, Mpok Alpa merasa tidak ada perkembangan signifikan," ungkap Tika.
Demi mencari hasil yang lebih baik, Mpok Alpa kemudian melanjutkan pengobatan di Malaka. Kondisinya sempat membaik di sana.
"Sebelum ke Malaka, kanker Mpok Alpa terasa keras. Namun, di Malaka, teksturnya melunak," jelas Tika.
Namun, masalah baru muncul. Bintil-bintil kecil berair menyebabkan Mpok Alpa kesulitan tidur.
"Bintil-bintil itu terasa perih dan panas, seperti luka bakar," tutur Tika.
Rencana operasi di Malaysia pada awal Juli 2025 terpaksa dibatalkan karena kondisi kesehatan Mpok Alpa yang menurun akibat batuk. Ia harus menjalani rawat inap.
"Tanggal 2 Juli, Mpok Alpa sudah sampai di Malaysia dan dirawat inap. Namun, karena batuk, operasi dibatalkan dan beliau diminta pulang," kata Tika.
Selama dirawat di RS Dharmais, antibiotik diberikan untuk membantu mengeluarkan dahak, namun batuk justru semakin parah dan mengeluarkan sedikit bercak darah.
"Setelah diberi antibiotik, batuk Mpok Alpa semakin parah. Beliau bahkan tidak bisa berbaring," ungkap Tika.
Kesempatan untuk kembali berobat ke Malaysia pada 10 Agustus 2025 pun pupus karena kondisi batuk yang tak kunjung membaik.
"Dokter sudah siap pada tanggal 10 Agustus, namun batuk Mpok Alpa belum sembuh, sehingga beliau tetap dirawat di Dharmais," ujar Tika.
Pagi sebelum kepergiannya, Mpok Alpa terlihat baik-baik saja. Ia hanya meminta suaminya, Ajie Darmaji, untuk membantunya mengucapkan syahadat.
"Menurut Bang Idung, tadi pagi Mpok Alpa biasa saja, tidak sesak napas. Beliau hanya minta dibantu mengucap syahadat, namun tidak selesai karena kondisinya yang sudah melemah," pungkas Tika.