Para astronom kembali dibuat takjub dengan penemuan bintang raksasa merah yang sangat langka, Stephenson 2 DFK 52. Keunikan bintang ini memancing rasa ingin tahu para ilmuwan tentang siklus hidup bintang raksasa dan dampaknya bagi alam semesta.
Stephenson 2 DFK 52 terletak di gugus bintang masif RSGC2 atau Stephenson 2, yang berada di lengan spiral Scutum-Crux Galaksi Bima Sakti, berjarak sekitar 18.917 tahun cahaya dari Bumi. Gugus ini dikenal sebagai pusat pembentukan bintang baru di dekat tonjolan galaksi.
ALMA Mengungkap Tabir Misteri DFK 52
Dengan menggunakan teleskop ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array), para astronom berhasil mengamati Stephenson 2 DFK 52 secara detail. Hasil pengamatan menunjukkan bintang ini sedang memasuki fase akhir kehidupannya, ditandai dengan pelepasan awan gas dan debu yang sangat besar.
Awan materi di sekitar DFK 52 sangat unik karena ukurannya yang luar biasa, mencapai diameter 1,4 tahun cahaya. Jika dibandingkan dengan bintang Betelgeuse, awan debu dan gas DFK 52 akan tampak sebesar sepertiga diameter Bulan di langit malam.
Jejak Ledakan Massa Dahsyat
Data dari ALMA juga mengungkapkan bahwa sekitar 4.000 tahun lalu, Stephenson 2 DFK 52 mengalami ledakan pelepasan massa yang ekstrem sebelum akhirnya melambat. Bintang ini diperkirakan memiliki massa awal antara 10 hingga 15 kali massa Matahari, dan telah kehilangan sekitar 5-10% dari total massanya.
Para ilmuwan masih mencari jawaban mengenai mekanisme yang memungkinkan bintang ini melepaskan materi dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Apakah interaksi dengan bintang pendamping ataukah ada proses lain yang belum diketahui? Bentuk awan yang kompleks dan tidak teratur juga menimbulkan pertanyaan, apakah ada bintang super raksasa lain dengan karakteristik serupa?
Akhir Hidup Sebagai Supernova
Stephenson 2 DFK 52 diperkirakan akan mengakhiri hidupnya sebagai supernova dalam waktu sekitar 1 juta tahun ke depan. Mempelajari bintang ini dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana bintang super raksasa mengakhiri siklus hidup mereka. Pemahaman tentang proses kehilangan massa bintang ini penting untuk mengungkap tahapan yang dialami bintang raksasa merah sebelum mencapai fase supernova.
Penemuan Stephenson 2 DFK 52 sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena bintang ini merupakan "pabrik" elemen berat. Saat meledak sebagai supernova, elemen-elemen ini akan tersebar ke seluruh galaksi Bima Sakti, menjadi bahan dasar pembentukan planet baru dan bahkan kehidupan. Bintang raksasa merah ini memberikan kita pelajaran tentang asal-usul dan kemungkinan akhir dari kehidupan, serta asal mula Bumi yang kita tinggali.