Prabowo Sentil Komisaris BUMN Penerima Tantiem, DPR Beri Standing Applause

JAKARTA – Pidato Presiden Prabowo Subianto di Gedung DPR RI terkait Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2026 diwarnai momen menarik. Saat menyinggung soal penghapusan tantiem bagi komisaris dan direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anggota dewan sontak memberikan standing applause dan meneriakkan namanya.

Prabowo dengan tegas mengkritik praktik pemberian tantiem di BUMN yang dianggapnya tidak masuk akal. Ia mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia diberi tugas untuk membenahi pengelolaan BUMN, termasuk memangkas jumlah komisaris dan menghapus tantiem yang dinilai hanya menguntungkan sebagian pihak.

"Saya memberi tugas kepada BPI Danantara Indonesia untuk membereskan BUMN-BUMN kita," ujar Prabowo, disambut tepuk tangan meriah.

Prabowo menyoroti banyaknya jumlah komisaris di perusahaan BUMN yang merugi. "Perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget! Saya potong, setengah komisaris paling banyak 6 orang, kalau bisa cukup 4 atau 5 dan saya hilangkan tantiem."

Ia bahkan mengaku tidak memahami arti istilah tantiem yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan. "Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem."

Prabowo menekankan bahwa direksi BUMN pun tidak pantas menerima tantiem jika perusahaan merugi. "Saudara-saudara, masak ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya 40 miliar setahun," kata Prabowo yang disambut riuh peserta rapat.

"Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi, dan untungnya harus untung bener, jangan untung akal-akalan. Kita sudah lama jadi orang Indonesia. Dan, kalau direksi itu, kalau komisaris itu, keberatan, segera berhenti saudara-saudara sekalian," tegas Prabowo, yang langsung disambut standing applause dan teriakan nama "Prabowo" dari para anggota dewan.

Menanggapi dukungan tersebut, Prabowo hanya tersenyum dan berkelakar, "Saudara-saudara sekalian, pemilu masih lama. Ini kayak rapat di kecamatan aja."

Scroll to Top