Pekan ini membawa kabar gembira bagi perekonomian Indonesia. Rupiah menunjukkan performa yang memukau, didukung oleh aliran dana asing yang deras. Kinerja positif ini menjadi angin segar menjelang perayaan kemerdekaan.
Meskipun pada penutupan perdagangan Jumat (15 Agustus 2025) rupiah sedikit melemah ke level Rp16.155 per dolar AS, secara keseluruhan dalam sepekan mata uang Garuda ini berhasil mencatatkan penguatan signifikan. Rupiah melesat 0,80% terhadap dolar AS, melanjutkan tren positif selama dua pekan berturut-turut. Bahkan, pada hari Kamis, rupiah sempat mencapai level terbaiknya di tahun ini, ditutup pada Rp 16.106 per dolar AS.
Keperkasaan rupiah ini menjadikannya sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di Asia pada pekan ini. Penguatan rupiah terjadi seiring dengan melemahnya dolar AS, yang tercermin dari penurunan indeks dolar ke level 97,8, terendah sejak 25 Juli 2025. Penurunan ini mengindikasikan investor sedang mengurangi kepemilikan aset dalam denominasi dolar dan beralih ke aset lain, termasuk rupiah. Spekulasi mengenai penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan September menjadi salah satu pendorong utama pelemahan dolar AS.
Tidak hanya rupiah, pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun terus menurun hingga mencapai 6,39% pada hari Jumat. Level ini merupakan yang terendah sejak September 2023, menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap aset-aset Indonesia.
Penurunan imbal hasil SBN sebesar 0,033 bps pada pekan ini mengungguli kinerja sebagian besar surat utang negara lain, kecuali Jepang. Perlu diingat bahwa imbal hasil SBN berbanding terbalik dengan harga. Penurunan imbal hasil mengindikasikan permintaan terhadap SBN meningkat, sehingga harganya naik.
Kinerja positif rupiah dan SBN pada pekan ini tidak terlepas dari derasnya aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia. Data Bank Indonesia menunjukkan adanya net inflow sebesar Rp 7,28 triliun di SBN pada periode 11-14 Agustus 2025. Ini adalah net inflow tertinggi sejak akhir Juni. Secara kumulatif, asing telah mencatatkan net buy sebesar Rp 14,15 triliun dalam dua pekan terakhir.