Akhir pekan seharusnya menjadi waktu untuk relaksasi, namun studi menunjukkan banyak orang justru menghabiskan waktu dengan "screen time" yang berlebihan, seperti menggunakan gawai, menonton televisi, atau mendengarkan musik sambil duduk atau berbaring. Kebiasaan ini, jika terus berlanjut, dapat membahayakan kesehatan.
Ahli kesehatan dari sebuah universitas terkemuka mengingatkan bahwa "screen time" berlebihan dapat menyebabkan mata lelah, nyeri pinggang atau leher, kurang tidur, dan badan terasa tidak segar.
Kebiasaan ini, jika tidak dikendalikan, dapat memicu obesitas, terutama jika disertai dengan konsumsi camilan tinggi kalori. Jangka panjangnya, dapat memicu sindrom metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit jantung koroner.
Studi menunjukkan kaitan antara durasi "screen time" dengan kejadian obesitas. Semakin lama seseorang menghabiskan waktu dengan "screen time", semakin tinggi risiko terjadinya obesitas. "Screen time" di luar kegiatan kuliah pada akhir pekan tergolong sebagai gaya hidup kurang gerak (sedentary lifestyle).
Ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi memicu obesitas. Hal ini diperparah jika "screen time" dibarengi dengan konsumsi makanan tinggi kalori.
Di era digital ini, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting, terutama bagi generasi muda. Oleh karena itu, manajemen penggunaan dan durasi "screen time" menjadi krusial.
Luangkan waktu untuk aktivitas fisik, jangan hanya bermain gawai di akhir pekan. Aktivitas fisik, terutama olahraga, dapat menyeimbangkan energi yang masuk dan keluar. Gerakan ringan saat menggunakan "screen time" lebih baik daripada hanya duduk atau berbaring.