Danantara Ungkap Strategi Transformasi BUMN: Bebas Intervensi dan Fokus Fundamental

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka tabir mengenai proses penunjukan direksi dan komisaris di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Danantara, penunjukan dilakukan secara profesional dan bebas dari intervensi presiden, mengutamakan rekrutmen yang cermat melalui tim asesmen khusus.

Dony Oskaria, COO Danantara, menekankan pentingnya menempatkan individu yang tepat di posisi strategis. Ia mencontohkan transformasi Semen Indonesia, yang sebelumnya mengalami penurunan laba signifikan. Dengan mengidentifikasi masalah di area penjualan dan distribusi, Danantara berhasil menemukan CEO dengan pengalaman retail dari Coca Cola untuk memimpin pembenahan.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebelumnya telah menyampaikan harapan agar tidak ada lagi BUMN yang mencatatkan keuntungan fiktif. Danantara pun berupaya membenahi fundamental perusahaan untuk mencapai target keuntungan 50 miliar yang diharapkan presiden.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Danantara menjalankan beberapa tahapan review bisnis BUMN. Pertama, melakukan review fundamental bisnis secara menyeluruh. Dari total 1.046 entitas BUMN (termasuk anak cucu perusahaan), terungkap bahwa 97% dividen BUMN berasal dari hanya 8 perusahaan. Ironisnya, 52% BUMN justru merugi, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp 50 triliun setiap tahun.

Setelah review fundamental, Danantara akan fokus pada peningkatan kapabilitas internal. Hal ini dilakukan dengan memasukkan matrik sebagai tahapan agar ekspektasi masyarakat dapat tercapai.

Ditemukan pula adanya inefisiensi dalam pengelolaan bisnis sejenis. Contohnya, terdapat 18 perusahaan logistik BUMN dengan skala kecil, seperti Angkasa Pura Logistik, Semen Logistik, dan Pelindo Logistik, yang belum memberikan keuntungan signifikan. Hal serupa juga terjadi pada perusahaan asuransi (15 perusahaan) dan aset manajemen yang jumlahnya terlalu banyak. Tahapan kedua yang akan dilakukan Danantara adalah menerapkan matrik terhadap review fundamental bisnis internal.

Scroll to Top