Mengenal Kim Sa Bi: Dokter Muda Ambisius dengan Segudang Kontroversi di Drakor Resident Playbook

Kim Sa Bi, diperankan oleh Han Ye Ji, adalah sosok dokter residen tahun pertama yang berhasil menembus ketatnya seleksi di departemen Obgyn Yulje Medical Center. Kehadirannya langsung mencuri perhatian, namun bukan hanya karena kepintarannya yang diakui sejak awal.

Di balik kecerdasannya, Kim Sa Bi menyimpan sejumlah karakter yang menimbulkan pandangan kurang menyenangkan dari para senior dan pasien. Apa saja?

Minim Empati dan Terlalu Mengandalkan Teori

Kim Sa Bi cenderung terpaku pada teori yang dipelajarinya, sehingga seringkali kurang peka terhadap kebutuhan emosional pasien. Ia lebih mengedepankan logika dan fakta, tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Akibatnya, ia kesulitan membangun hubungan personal yang baik dengan pasien maupun rekan kerja.

Ambisi Berlebihan dan Kurang Menghargai Proses

Ambisi Kim Sa Bi dalam meraih prestasi seringkali membuatnya lupa akan esensi utama seorang dokter, yaitu melayani pasien. Ia terlalu fokus pada pengakuan dan pencapaian pribadi, bahkan sampai merasa kecewa ketika residen lain lebih dulu mendapatkan tanda tangan pasien. Ia lupa bahwa yang terpenting adalah kepentingan pasien, bukan sekadar mengejar formulir yang lengkap atas namanya.

Sulit Mengakui Kesalahan

Ketika melakukan kesalahan, Kim Sa Bi cenderung gengsi untuk mengakuinya. Ia minim empati saat menyampaikan kabar buruk kepada pasien, dan meskipun merasa bersalah, ia tetap keras kepala dengan pemikirannya yang logis. Rasa gengsi ini menghalanginya untuk meminta maaf dan menunjukkan penyesalan.

Iri Hati pada Keberhasilan Orang Lain

Kim Sa Bi sulit menerima kenyataan jika ada orang lain yang lebih berpotensi darinya. Ia merasa iri ketika rekannya dipuji, atau ketika ia tidak dipilih untuk memimpin penelitian. Bahkan, ia sampai melakukan tindakan sabotase, seperti menghapus tulisan rekannya di laptop, karena merasa tidak terima.

Meski demikian, Kim Sa Bi bukanlah karakter yang jahat. Selama masa residensinya, ia belajar banyak tentang pentingnya mengesampingkan ego pribadi dan mendahulukan kepentingan orang lain. Perjalanan karakternya menunjukkan pertumbuhan dan pendewasaan, bahwa menjadi dokter bukan hanya tentang kepintaran, tetapi juga tentang empati dan kemanusiaan.

Scroll to Top