RRI Bandung: Saksi Bisu Kemerdekaan dan Gema Proklamasi ke Penjuru Dunia

Radio memegang peranan krusial dalam menggaungkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, bahkan di tengah keterbatasan pasca-perang. Dahulu, sebuah stasiun radio bernama Radio Hoso Kyoku, yang dulunya merupakan milik pemerintah pendudukan Jepang, menjadi saksi bisu sejarah. Kini, stasiun tersebut bertransformasi menjadi Radio Republik Indonesia (RRI).

Berlokasi di Jalan Moh. Toha, Bandung, RRI menjadi pusat penyebaran berita kemerdekaan Indonesia ke mancanegara. Setelah Sukarno dan Hatta membacakan teks Proklamasi di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945, radio menjadi media utama untuk menyebarluaskan kabar gembira ini.

Sakti Alamsyah, seorang karyawan Radio Hoso Kyoku, menjadi salah satu tokoh penting dalam peristiwa bersejarah tersebut. Pada malam hari setelah proklamasi dibacakan, Sakti Alamsyah menyiarkan kembali teks Proklamasi melalui radio, sehingga gaungnya terdengar lebih luas.

Untuk menjangkau pendengar yang lebih luas, RRI Bandung memanfaatkan pemancar berdaya besar yang dimiliki Radio Malabar Gunung Puntang. Dengan daya pancar 2400kW, Radio Malabar menjadi stasiun pemancar terkuat di dunia pada masa itu, memungkinkan berita kemerdekaan Indonesia didengar hingga ke berbagai negara, termasuk Baghdad, Irak.

Guna memperingati HUT RI ke-80, RRI Bandung meluncurkan drama radio berjudul "Menjemput Suara Merdeka, Suara yang Mengguncang Dunia". Drama ini bertujuan untuk mengingatkan generasi muda akan perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan.

Keistimewaan dari drama radio ini adalah adanya rekaman suara asli Sakti Alamsyah saat membacakan teks Proklamasi, yang dipancarkan ke seluruh dunia. Arsip suara ini menjadi sarana edukasi yang berharga bagi generasi saat ini, sehingga momen proklamasi tidak hanya menjadi seremonial belaka, tetapi juga sebuah pengingat akan proses perjuangan bangsa Indonesia.

Dengan adanya drama radio ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih memahami peran penting radio dalam kemerdekaan Indonesia. Meskipun pada masa itu belum ada internet atau teknologi canggih lainnya, radio mampu menyiarkan berita dengan daya pancar yang luar biasa, menjangkau pendengar di seluruh dunia.

Scroll to Top