Aksi heroik Ruben Onsu mengibarkan bendera Merah Putih di akuarium Sea World Ancol pada peringatan 17 Agustus 2025 lalu ternyata menyimpan cerita perjuangan yang mendebarkan. Selain harus berani menghadapi belasan hiu, mantan suami Sarwendah ini juga berjibaku dengan berbagai kendala teknis yang tak terduga.
Seragam Paskibraka yang Menyulitkan
Demi menghormati upacara, Ruben memilih mengenakan seragam Paskibraka lengkap dengan peci hitam. Namun, pakaian yang tidak dirancang untuk aktivitas bawah air ini justru menjadi rintangan tersendiri. Ruben mengaku kesulitan bergerak karena celananya sering melilit kaki.
"Kebayang kan? Biasanya mudah bergerak, tapi ini pakai baju biasa karena ini upacara. Pemberatnya juga harus aman. Kalau lagi tegang, pikiran jadi macam-macam, batu pemberat terasa semakin berat," ujarnya.
Tanpa Kaki Katak, Keseimbangan Teruji
Kesulitan lain muncul karena Ruben tidak menggunakan fin atau kaki katak. Tanpa alat bantu renang ini, ia merasa sulit menjaga keseimbangan dan bergerak di dasar akuarium. Setiap langkah terasa berat dan membutuhkan tenaga ekstra untuk berjalan tegap.
"Kesulitannya karena kita tidak pakai fin. Jadi harus mengendalikan diri. Kelihatannya lambat, tapi untuk bergerak maju saja susahnya minta ampun," jelas ayah tiga anak ini.
Fokus Sebagai Kunci
Untuk mengatasi semua tantangan tersebut, Ruben hanya mengandalkan fokus. Ia memusatkan perhatian pada tugasnya dan berusaha mengabaikan semua gangguan dari peralatan maupun lingkungan sekitar. Baginya, fokus adalah kunci untuk tetap tenang di tengah situasi yang menegangkan.
"Fokus saja. Dari dalam air, kita tidak bisa melihat apa-apa kecuali lampu. Saat pengibaran bendera, saya fokus mengikuti aba-aba dari tim dan mengingat hafalan gerakan, seperti angkat tangan kanan, angkat tangan kiri," terangnya.
Aksi Ruben Onsu ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan dapat diraih meski dihadapkan pada berbagai kesulitan yang mendebarkan.