Para ilmuwan masih berdebat tentang bagaimana nenek moyang manusia purba menjalani kehidupannya. Apakah mereka lebih sering bergelantungan di dahan pohon atau menjelajahi padang rumput?
Manusia modern memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan kera besar seperti simpanse, gorila, orangutan, dan owa. Kita semua berbagi leluhur yang sama yang hidup jutaan tahun lalu pada era Miosen. Sayangnya, fosil dari leluhur bersama ini belum ditemukan, sehingga wujud dan gaya hidupnya masih menjadi misteri.
Ukuran tubuh leluhur terakhir manusia (LCA) juga belum diketahui pasti karena langkanya fosil kera dari masa tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa variasi ukuran tubuh kera purba sangat beragam, mulai dari ukuran owa hingga mendekati gorila.
Bergelantungan atau Berjalan?
Apakah LCA lebih suka berayun di pepohonan seperti orangutan atau berjalan dengan keempat kakinya seperti gorila?
Fosil menunjukkan bahwa nenek moyang kera purba mampu memanjat secara vertikal dan menggantungkan diri dengan lengan mereka, mirip dengan kemampuan manusia saat bergelantungan. Namun, mereka belum sepenuhnya beradaptasi menjadi "penggantung sejati" karena jari-jari mereka belum cukup panjang dan lentur.
Kemungkinan besar, LCA bukanlah spesialis penggantung, melainkan kera yang menggunakan semua anggota tubuhnya untuk bergerak. Ada spekulasi bahwa LCA sudah mampu berjalan dengan dua kaki, tetapi bukti terkuat menunjukkan bahwa mereka masih berjalan dengan empat kaki seperti primata lainnya.
Bentuk Kepala, Otak, dan Postur Tubuh
Bentuk kepala LCA kemungkinan bervariasi, ada yang mirip owa dengan wajah pendek, ada pula yang lebih panjang seperti babun atau kera makaka. Ukuran otak LCA jauh lebih kecil daripada manusia modern. Karena berjalan dengan empat kaki, posisi kepalanya tidak tegak seperti manusia, melainkan condong ke depan seperti gorila atau simpanse.
Lengan, Kaki, dan Tangan
Lengan atas LCA kemungkinan besar berukuran besar dan kuat, cocok untuk memanjat. Kaki mereka cenderung pendek, mirip gorila dan simpanse, bukan panjang seperti manusia. Hal ini menunjukkan bahwa LCA lebih teradaptasi untuk hidup di hutan daripada berjalan jauh di padang savana.
Bentuk tangan nenek moyang manusia purba mirip dengan simpanse dan bonobo, dengan jari-jari panjang dan melengkung, ideal untuk memanjat dan menggenggam dahan pohon.
Cara Berjalan
Baik manusia, simpanse, gorila, maupun bonobo berjalan dengan tumit menyentuh tanah terlebih dahulu. Ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita juga kemungkinan berjalan dengan cara yang sama. Ciri ini berkaitan dengan kemampuan memanjat vertikal dan berjalan dengan buku-buku jari.
Kesimpulannya, LCA kemungkinan besar mirip dengan gorila atau simpanse, meskipun bukan salah satu dari keduanya. Ia adalah makhluk berotot dengan lengan kuat, kaki pendek, jari melengkung, berjalan dengan empat kaki, hidup di hutan, dan otak yang masih kecil.
Untuk benar-benar memahami bentuk dan perilaku nenek moyang bersama manusia dan kera, penemuan fosil baru sangatlah penting.