Harga Emas Tertekan Jelang Simposium Jackson Hole: Peluang atau Ancaman?

Jakarta – Harga emas memulai pekan ini dengan sentimen negatif, tertekan oleh sejumlah faktor dan menanti agenda besar, Simposium Jackson Hole. Pada perdagangan awal pekan, emas diperdagangkan di level US$ 3.332,52 per troy ons, turun 0,7%.

Pekan lalu menjadi periode yang kurang menggembirakan bagi emas. Lonjakan inflasi produsen di AS dan sikap hati-hati investor menjelang pertemuan Trump dan Putin menjadi pemberat utama. Meskipun dolar AS melemah, harga emas gagal memanfaatkan momentum ini.

Fokus Utama: Jackson Hole dan Risalah FOMC

Perhatian pasar saat ini tertuju pada Simposium Jackson Hole di Wyoming, di mana Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan memberikan pidato. Pernyataan Powell sangat dinantikan, mengingat tekanan dari Presiden Trump untuk menurunkan suku bunga.

Pidato Powell berpotensi menjadi penentu arah pergerakan emas selanjutnya. Sinyal dovish (pelonggaran kebijakan) dapat mendorong harga emas menguji level resistensi US$3.439-US$3.451. Sebaliknya, sikap hawkish (pengetatan kebijakan) dapat menyeret harga turun di bawah US$3.310,48.

Selain itu, investor juga akan mencermati risalah rapat FOMC dan data ekonomi global penting lainnya, termasuk PMI, CPI Eropa & Inggris, dan housing starts AS. Pidato Presiden ECB Christine Lagarde juga akan menjadi perhatian, memberikan sinyal tambahan bagi pasar emas.

Inflasi dan Suku Bunga

Data inflasi produsen AS yang melonjak ke 3,3% (YoY) pada Juli, tertinggi dalam lima bulan, telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Peluang pemangkasan pada September kini berada di angka 84,5%, turun dari 95% sebelumnya.

Klaim pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan juga memperkuat alasan bagi The Fed untuk tetap berhati-hati dalam kebijakan moneternya.

Pertemuan Trump-Putin-Zelensky: Dampak Geopolitik

Pertemuan antara Trump dan Putin di Alaska mengejutkan pasar. Putin dinilai berhasil menghindari sanksi dan membujuk Trump untuk tidak memberlakukan gencatan senjata di Ukraina.

Selanjutnya, Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina, Zelensky. Pertemuan ini menjadi sorotan mengingat upaya Trump untuk mendorong kesepakatan damai di Ukraina. Konflik geopolitik umumnya menjadi katalis positif bagi harga emas.

Faktor Jangka Panjang Tetap Mendukung Emas

Meskipun menghadapi tekanan jangka pendek, prospek jangka panjang emas tetap positif. Utang global yang terus meningkat, inflasi AS yang masih bertahan, dan pelemahan mata uang utama dunia menjadi faktor pendukung permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

Emas telah mencetak rekor dalam denominasi yen Jepang, poundsterling, dolar Kanada, dan euro, menegaskan posisinya sebagai aset safe haven global.

Arah Pergerakan Emas

Harga emas saat ini tertekan oleh inflasi produsen AS dan sikap hati-hati investor. Namun, prospek jangka panjang tetap mendukung logam mulia ini. Pidato Powell di Jackson Hole akan menjadi penentu utama apakah emas dapat kembali mencetak rekor baru di atas US$3.500 per ons.

Scroll to Top