Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, meluapkan kemarahannya kepada Hamas, mendesak kelompok tersebut untuk segera melepaskan seluruh sandera yang ditahan di Jalur Gaza. Kemarahan Abbas ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak tindakan Hamas terhadap warga Palestina secara keseluruhan.
Dalam pidatonya di Sidang Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ke-33 di Tepi Barat, Abbas menggunakan kata-kata keras untuk mendesak pembebasan sandera. Ia menyoroti penderitaan warga Palestina yang terus berjatuhan setiap hari akibat situasi yang berkepanjangan ini.
Abbas secara khusus menyinggung sandera berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, Adi Alexander, yang masih ditahan. Ia meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menghindari memberikan alasan bagi Israel untuk melanjutkan tindakan mereka. Abbas merasa bahwa akibat dari penculikan sandera ini, ia dan seluruh warga Palestina yang harus menanggung konsekuensinya.
Laporan menunjukkan bahwa Hamas menculik sekitar 251 sandera pada tanggal 7 Oktober. Dari jumlah tersebut, puluhan masih ditahan, termasuk sejumlah tentara Israel yang dinyatakan telah meninggal dunia.
Ketegangan antara Abbas, yang mengendalikan wilayah Tepi Barat melalui kelompok Fatah, dan Hamas, yang menguasai Gaza sejak tahun 2005, kembali memuncak menyusul insiden penculikan sandera.
Sebelumnya, seorang Menteri Israel menuai kritikan karena dianggap meremehkan pentingnya pembebasan sandera, dengan menyatakan bahwa menghilangkan Gaza adalah prioritas utama.