Pemerintah Tiongkok melontarkan kecaman keras terhadap Jerman, mengingatkan untuk tidak memprovokasi konfrontasi dan memperbesar ketegangan. Reaksi ini muncul setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman menyatakan bahwa Beijing menunjukkan sikap "semakin agresif" di wilayah Asia-Pasifik.
Menlu Jerman, saat berkunjung ke Jepang, menyampaikan kekhawatiran bahwa Tiongkok berulang kali mengancam untuk mengubah status quo secara sepihak dan menggeser perbatasan demi keuntungan sendiri, merujuk pada aktivitasnya di Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Laut China Selatan.
Pernyataan Menlu Jerman menekankan bahwa setiap eskalasi di pusat perdagangan internasional yang sensitif ini akan membawa dampak signifikan terhadap keamanan global dan perekonomian dunia. Sebelum kunjungannya ke Jepang dan Indonesia, Menlu Jerman juga menyampaikan bahwa Tiongkok "semakin menegaskan supremasi regionalnya dan, dengan demikian, juga mempertanyakan prinsip-prinsip hukum internasional." Tindakan Tiongkok yang semakin agresif di Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Selatan memiliki implikasi bagi Eropa, karena prinsip-prinsip fundamental koeksistensi global sedang dipertaruhkan.
Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan bahwa situasi di Laut China Timur dan Laut China Selatan secara umum tetap stabil. Ia mendesak pihak-pihak terkait untuk menghormati negara-negara di kawasan, menyelesaikan masalah melalui dialog dan konsultasi, serta menjaga kepentingan bersama, yaitu perdamaian dan stabilitas, daripada memicu konfrontasi dan meningkatkan ketegangan. Juru bicara tersebut juga menekankan bahwa persoalan Taiwan adalah urusan internal Tiongkok.