Jakarta – Gelombang protes mengguncang Israel, dengan puluhan ribu warga turun ke jalan mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tuntutan utama mereka adalah penghentian segera perang di Gaza dan pembebasan para sandera yang masih ditawan.
Aksi demonstrasi besar-besaran ini, yang terjadi di Tel Aviv, menjadi salah satu yang terbesar dalam hampir dua tahun terakhir sejak konflik berkecamuk setelah serangan Hamas pada tahun 2023. Warga membawa foto sandera, mengibarkan bendera kuning, dan menyerukan pembebasan para tawanan.
"Kita berada di sini untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah bahwa waktu penyelamatan sandera yang ditahan di terowongan Hamas hampir habis," ungkap seorang demonstran.
Warga berkumpul di "Lapangan Sandera", sebuah lokasi di Tel Aviv yang menjadi pusat aksi protes. Keluarga para sandera mengecam pemerintah karena dianggap tidak memiliki inisiatif tulus untuk mencapai kesepakatan damai dan mengakhiri perang.
Penolakan Netanyahu
Meskipun menghadapi tekanan dari warganya sendiri, Netanyahu bersikeras untuk melanjutkan operasi militer di Gaza. Ia berdalih bahwa penghentian perang tanpa mengalahkan Hamas akan berisiko mengulangi tragedi 7 Oktober 2023.
Ambisi "Israel Raya"
Netanyahu juga diketahui memiliki ambisi untuk mewujudkan visi "Israel Raya" yang mencakup wilayah-wilayah negara Arab. Hal ini memicu kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak. Visi "Israel Raya" mencakup interpretasi biblis atas wilayah tersebut pada masa Raja Salomo, yang meluas hingga sebagian Yordania, Lebanon dan Suriah modern, selain wilayah Palestina saat ini.