Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, sosok legendaris di dunia militer Indonesia, kembali menjadi sorotan. Namanya mencuat di tengah diskusi publik mengenai usulan pergantian Wakil Presiden, dengan dukungan yang diberikan oleh beberapa purnawirawan TNI, termasuk dirinya.
Siapakah sebenarnya Try Sutrisno? Kiprahnya di kancah militer dan pemerintahan Indonesia sungguh luar biasa.
Lahir di Surabaya pada 15 November 1935, Try Sutrisno mengawali karir militernya di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Lulus pada tahun 1959, ia langsung diterjunkan dalam berbagai operasi penting, termasuk menghadapi Pemberontakan PRRI di Sumatera pada tahun 1957.
Karirnya terus menanjak, dari ajudan Presiden Soeharto (1974-1978) hingga menduduki posisi-posisi strategis seperti Kasdam XVI/Udayana dan Pangdam IV/Sriwijaya. Tahun 1982, ia dipercaya menjabat Pangdam V/Jaya, mengantarkannya meraih pangkat Mayor Jenderal.
Jabatan Wakil KSAD (1985-1986) menjadi batu loncatan baginya. Kurang dari setahun, Try Sutrisno dipromosikan menjadi KSAD, menggantikan Jenderal TNI Rudini, sekaligus menerima kenaikan pangkat menjadi Jenderal TNI.
Puncak karirnya diraih saat menjabat Panglima TNI (1988-1993), menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani. Setelah pensiun dari militer, ia dipilih oleh MPR dari Fraksi ABRI sebagai Wakil Presiden mendampingi Soeharto pada periode 1993-1998. Posisinya kemudian digantikan oleh BJ Habibie pada Sidang Umum MPR tahun 1998.
Dari medan perang hingga kursi Wakil Presiden, perjalanan hidup Try Sutrisno mencerminkan dedikasi dan pengabdiannya bagi bangsa dan negara.