Jakarta – Sebuah sumur minyak di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengalami kebakaran dahsyat. Insiden ini menelan korban jiwa setidaknya tiga orang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan belasungkawa mendalam atas kejadian ini.
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) telah berkoordinasi dengan Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk membantu memadamkan api dan mengevakuasi warga. Prioritas utama saat ini adalah keselamatan masyarakat.
"Kejadian ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan kerja dalam proses produksi minyak dari sumur-sumur masyarakat, serta pentingnya tata kelola yang baik," ujar juru bicara Kementerian ESDM.
Pengeboran minyak oleh masyarakat kini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025, tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Peraturan ini mencakup kerja sama operasi dan teknologi, terutama untuk sumur-sumur masyarakat yang sudah beroperasi, bukan sumur baru.
Tata kelola selama masa produksi akan diperbaiki secara bertahap sesuai dengan standar rekayasa yang baik selama periode empat tahun. Kebijakan ini hanya berlaku untuk sumur-sumur masyarakat yang sudah ada. Inventarisasi sumur-sumur tersebut akan dilakukan, dan nantinya akan dinaungi oleh satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi, atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
BUMD/Koperasi/UMKM ini bertanggung jawab untuk memperbaiki tata kelola, termasuk aspek lingkungan dan keselamatan. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kejadian serupa di masa depan. Selain memperhatikan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan, tata kelola yang baik diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan penerimaan negara.
Kementerian ESDM meminta pemerintah provinsi untuk segera menyelesaikan inventarisasi sumur-sumur masyarakat.
Kebakaran sumur minyak ini menyebabkan tiga orang meninggal dunia, yaitu Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50). Selain itu, 55 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke rumah saudara. Dua orang lainnya, termasuk seorang balita, dirawat di rumah sakit. Kebakaran yang terjadi sejak Minggu (17/8) siang ini juga menyebabkan satu rumah rusak berat dan empat rumah rusak sedang. Sebanyak enam ekor sapi dan tiga ekor kambing milik warga juga telah diungsikan. Upaya pemadaman api masih terus dilakukan.