Roy Suryo meluncurkan buku terbarunya, "Jokowi’s White Paper", yang mengklaim mengungkap fakta mengejutkan tentang dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Buku setebal hampir 700 halaman ini merupakan hasil kolaborasi dengan Rismon Sianipar dan dr Tifa.
Menurut Roy, buku ini berawal dari seminar di UII yang menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Mahfud MD dan Buya Syafii Maarif. Momen tersebut memicu perdebatan publik tentang indeks prestasi (IP) dan melahirkan tokoh-tokoh kritis yang kemudian mempertanyakan keabsahan ijazah Jokowi.
Buku ini juga memuat perjalanan Roy dan timnya saat mendatangi UGM untuk meneliti langsung skripsi Jokowi. Roy mengaku telah memegang langsung skripsi tersebut dan melakukan penelitian mendalam.
Salah satu poin penting dalam buku ini adalah analisis digital forensik yang dilakukan Rismon Sianipar. Analisis tersebut membandingkan ijazah Jokowi dengan ijazah alumni UGM lainnya, seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih. Hasilnya, ditemukan indikasi overlapping detection berupa reposisi buruk pada watermark logo UGM dan tanda tangan pengesahan.
Dr Tifa memberikan sudut pandang lain melalui analisis Behavioral Neuroscience, yang meneliti pola perilaku dan mengaitkannya dengan politik.
Roy Suryo dengan tegas menyatakan bahwa kesimpulan utama dari buku ini adalah skripsi Jokowi dinilai 99,9% palsu, sehingga tidak mungkin menghasilkan ijazah asli. Judul "Jokowi’s White Paper" dipilih sebagai bentuk upaya membersihkan nama baik UGM.
Buku ini akan diterbitkan dalam berbagai format, termasuk cetakan eksklusif, cetakan reguler, dan e-book. Distribusi direncanakan pada akhir Agustus.