Tragedi rumah yang berubah menjadi lautan sampah bukan hanya cerita fiksi. Di St Albans, Hertfordshire, Inggris, seorang pria bernama Roger (80) menjadikan rumahnya layaknya tempat pembuangan akhir (TPA), membuat tetangganya putus asa.
Roger, seorang diri menghuni rumah warisan orang tuanya, memiliki kebiasaan unik: mengumpulkan sampah. Bukan karena kelalaian petugas kebersihan, melainkan keyakinannya bahwa sampah-sampah tersebut dapat didaur ulang. Ironisnya, tumpukan sampah di dalam rumahnya bahkan mencapai langit-langit, lebih parah dari area luar, menjadi sarang tikus dan lalat.
Setiap hari, Roger keluar rumah dan kembali membawa gunungan sampah. Bau busuk yang menyengat pun menjadi teror bagi tetangga, terutama saat musim panas. Upaya persuasif dari tetangga menemui jalan buntu. Roger, yang diduga mengalami masalah kejiwaan, bersikeras bahwa ada rekan-rekannya yang akan mengolah sampah tersebut, meski kenyataannya ia hidup seorang diri.
Pemerintah daerah setempat sempat turun tangan membersihkan sampah, namun Roger kembali mengulangi kebiasaannya. Aduan ke dinas kesehatan pun tak membuahkan hasil.
Kondisi ini membawa dampak lebih jauh bagi para tetangga. Rumah mereka menjadi sulit dijual. Siapa yang mau membeli properti di lingkungan yang tercemar sampah? Padahal, rumah di daerah tersebut memiliki nilai jual yang tinggi, mencapai miliaran rupiah. Mimpi untuk pindah dan memulai hidup baru pun seakan pupus.
"Ini menjijikkan, benar-benar seperti TPA. Dalam cuaca panas seperti ini, baunya seperti kotoran. Berbahaya bagi kesehatan. Dia pikir dia membantu mendaur ulang, tetapi tidak seharusnya ada orang yang hidup seperti itu," keluh seorang tetangga, menggambarkan betapa frustrasinya mereka.