Francesco Bagnaia mengalami pekan balap yang sulit di MotoGP Austria. Sang juara bertahan kesulitan memahami kendala pada motor Desmosedici miliknya, sehingga jauh dari performa terbaiknya.
Pada balapan utama, Bagnaia hanya mampu finish di posisi kedelapan. Padahal, ia sempat bersaing ketat di barisan depan pada lap-lap awal. Namun, posisinya terus merosot hingga akhirnya tercecer.
Situasi kontras dialami pada sprint race, di mana Bagnaia bahkan gagal menyelesaikan balapan karena masalah teknis. Sementara itu, rekan setimnya di Ducati, Marc Marquez, justru tampil gemilang dengan meraih podium.
Bagnaia, yang merupakan didikan VR46 Riders Academy, mengakui kebingungannya atas performa motornya. Ia membandingkan kecepatannya dengan Marquez dan Marco Bezzecchi, terutama di lap-lap pembuka. Ia merasa ada perbedaan signifikan yang sulit dijelaskan.
"Saya melihat Bez dan Marc melakukan segalanya lebih baik, pengereman, masuk dan keluar tikungan. Selisih 12 detik di trek yang biasanya saya dominasi sangat sulit dimengerti," ujar Bagnaia.
Ia menegaskan telah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik. Namun, upayanya tersebut tak membuahkan hasil yang sepadan, terutama jika dibandingkan dengan Marquez yang menggunakan motor serupa.
"Saya sudah berjuang habis-habisan, tapi hanya finish kedelapan dengan selisih 12 detik. Pemenangnya melakukan apa yang saya lakukan tahun lalu, jadi potensinya ada. Kami hanya tidak tahu mengapa kami tidak bisa melakukannya," keluhnya.
Bagnaia mengaku kesabarannya mulai menipis. Ia menantikan penjelasan dari Ducati mengenai kondisi motornya. "Saat ini belum ada (penjelasan dari Ducati). Saya masih menunggu," tutupnya.