Iran Beri Sinyal Perang dengan Israel Bisa Meletus Kapan Saja

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas, dengan Iran mengeluarkan peringatan keras mengenai potensi konflik baru. Hanya beberapa bulan setelah konfrontasi sengit selama 12 hari pada Juni lalu, ancaman perang kini kembali menghantui kawasan tersebut.

Yahya Rahim Safavi, penasihat militer senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, menekankan pentingnya kesiapsiagaan penuh. Ia menyatakan bahwa perang baru dengan Israel bisa pecah sewaktu-waktu, dan Iran harus mempersiapkan diri sekuat mungkin.

"Kita tidak dalam kondisi gencatan senjata; kita berada dalam tahap perang. Tidak ada protokol, aturan, atau kesepakatan yang disetujui antara kita dan AS atau Israel," tegas Safavi. "Iran harus siap menghadapi skenario terburuk. Angkatan bersenjata dan pemerintah harus sepenuhnya siap menghadapi situasi apapun."

Peringatan Safavi menyoroti rapuhnya kondisi gencatan senjata dan risiko eskalasi konflik. Konfrontasi Juni lalu menyebabkan ratusan korban jiwa dan ribuan luka-luka, akibat serangan Israel yang menyasar fasilitas nuklir dan pusat komando militer senior Iran.

Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan terhadap pangkalan udara Amerika dan serangan rudal ke target-target Israel. Keterlibatan kedua negara ini menyoroti dimensi internasional dari konflik ini dan implikasinya terhadap stabilitas regional dan kepentingan AS.

Namun, pernyataan Safavi bertolak belakang dengan pandangan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang menyatakan tidak memperkirakan serangan Israel dalam waktu dekat. Perbedaan pandangan ini mencerminkan kompleksitas pengambilan keputusan di dalam kepemimpinan Iran terkait kemungkinan konflik.

Sementara itu, Kepala Staf Israel Eyal Zamir juga mengeluarkan ancaman balasan, menegaskan kesiapan negaranya untuk menyerang Iran lagi. "Kami siap menyerang lagi jika diperlukan," ujarnya.

Scroll to Top