Anggaran Makan Bergizi Gratis Melonjak Drastis, Capai Rp 335 Triliun di 2026

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menunjukkan komitmen besar pemerintah dengan alokasi anggaran yang fantastis. Dana yang disiapkan untuk program ini direncanakan mencapai Rp 335 triliun pada tahun 2026, sebuah lompatan signifikan dari alokasi tahun 2025 yang sebesar Rp 71 triliun.

Kenaikan anggaran ini didorong oleh target jumlah penerima MBG yang mencapai 82,9 juta orang pada tahun 2026. Dengan jumlah penerima sebesar ini, program diperkirakan akan menghabiskan sekitar Rp 1,2 triliun setiap harinya.

Dengan asumsi setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG beroperasi selama 20-21 hari per bulan, kebutuhan dana untuk menyediakan makan gratis ini diperkirakan mencapai Rp 25 triliun setiap bulan, atau Rp 300 triliun per tahun.

Sebagian besar anggaran tersebut, sekitar 75%, akan dialokasikan untuk intervensi makan bergizi. Sisa dana akan digunakan untuk operasional Badan Gizi Nasional (BGN) dan dukungan manajemen, termasuk digitalisasi pelaksanaan program agar setiap pengeluaran SPPG tercatat dan mudah dipantau.

Hingga 19 Agustus 2025, program MBG baru menyerap anggaran sebesar Rp 10,3 triliun dari total anggaran tahun 2025 sebesar Rp 71 triliun. Dana ini telah menjangkau 20 juta penerima manfaat, termasuk siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.

Pemerintah berencana mempercepat target penerima MBG menjadi 82,9 juta orang hingga akhir tahun ini, dengan menyiapkan dana tambahan sebesar Rp 100 triliun. Dari dana tambahan ini, program MBG ditargetkan akan menyerap Rp 50 triliun hingga akhir tahun, sehingga total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 121 triliun.

Peningkatan penyerapan anggaran akan sejalan dengan peningkatan jumlah penerima manfaat. BGN menargetkan pembentukan 10.000 SPPG pada September 2025, yang diperkirakan akan menyerap anggaran sebesar Rp 10 triliun setiap bulan. Pada November 2025, BGN menargetkan memiliki 30.000 SPPG dengan 82,9 juta penerima manfaat, yang akan menyerap anggaran Rp 1,2 triliun per hari atau Rp 25 triliun per bulan.

Scroll to Top