Film animasi "Merah Putih: One For All" yang tayang perdana pada 14 Agustus 2025, langsung menuai badai kritikan pedas dari penonton dan warganet. Sempat menimbulkan kehebohan di media sosial sebelum rilis, film dengan anggaran yang diklaim mencapai Rp 6,7 miliar ini justru dianggap mengecewakan.
Gelombang komentar negatif langsung membanjiri dunia maya, membandingkannya dengan animasi lokal lain yang sempat populer, "Jumbo". Situs IMDb (Internet Movie Database), pun tak luput dari amukan para kritikus.
Hingga artikel ini ditulis (19/8/2025), "Merah Putih: One For All" hanya meraih rating 1 bintang dari 10, skor terendah yang mungkin didapatkan.
Seorang reviewer di IMDb bahkan menyebut film ini sebagai "aib nasional", mengkritik kualitas animasi yang dianggap lebih buruk dari tugas mahasiswa animasi semester awal. Aspek lain seperti efek visual, pengisi suara, dan desain poster pun tak luput dari cercaan.
Kritik tajam lainnya menyebut film ini "tidak layak disebut film", menganggapnya sebagai tontonan yang sangat buruk dari segi animasi, suara, plot, hingga kontroversi yang menyertainya.
Padahal, film ini mengusung tema patriotik dengan cerita tentang delapan anak dari berbagai daerah yang bersatu dalam Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka menjelang upacara 17 Agustus. Konflik muncul ketika bendera tersebut hilang, memaksa mereka untuk bersatu dalam misi penyelamatan. Namun, tema patriotik tersebut ternyata tidak mampu menyelamatkan "Merah Putih: One For All" dari kritikan pedas.