Samarinda Gencarkan Skrining HIV, Targetkan Deteksi Dini dan Penekanan Angka Kematian

Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan upaya skrining kesehatan masyarakat, khususnya untuk kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Inisiatif ini merupakan bagian dari standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Kepala Dinkes Samarinda menegaskan bahwa penanganan HIV bukan hanya tentang peningkatan jumlah kasus, tetapi juga tentang keseriusan pemerintah dalam mendeteksi penderita sedini mungkin. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat segera dimulai, sehingga risiko kematian dapat ditekan secara signifikan.

Tahun lalu, Dinkes Samarinda berhasil mengidentifikasi sekitar 500 penderita melalui program skrining, dan hampir semuanya kini menjalani pengobatan rutin. Fokus utama adalah mencegah HIV berkembang menjadi AIDS, karena kondisi ini seringkali berujung pada kematian.

Hingga Agustus 2025, tercatat sekitar 2.000 penderita HIV di Samarinda yang rutin menjalani terapi. Angka ini adalah hasil dari puluhan ribu warga yang telah mengikuti pemeriksaan. Penanganan HIV memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari tenaga medis hingga tokoh agama dan sektor pendidikan.

Perilaku seks menyimpang, terutama laki-laki suka laki-laki (LSL), dan perilaku seks bebas menjadi faktor utama penyumbang kasus HIV di Samarinda. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan edukasi terus digalakkan.

Selain HIV, Dinkes Samarinda juga memperkuat deteksi dini Tuberkulosis (TBC), yang merupakan salah satu program prioritas nasional. Kunci keberhasilan program ini terletak pada skrining yang cepat dan pengobatan yang segera diberikan.

Scroll to Top