Aceh Utara menghadapi tantangan besar dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC). Dr. Indra Buana, seorang tokoh penting dalam upaya pemberantasan TBC di Aceh Utara, menekankan pentingnya asupan gizi yang memadai, terutama protein hewani, sebagai bagian integral dari penyembuhan pasien TBC.
Menurutnya, sumber protein sederhana dan terjangkau seperti putih telur, dapat memberikan dampak signifikan bagi pemulihan pasien. Selain putih telur, ikan, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan juga merupakan sumber protein yang sangat bermanfaat.
Dr. Indra juga menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat tentang pencegahan, skrining dini, dan penerapan pola hidup sehat. Edukasi mengenai etika batuk, seperti menutup mulut dengan tisu atau siku lengan saat batuk, merupakan langkah sederhana namun krusial dalam mencegah penyebaran TBC.
Sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat, diperlukan untuk mencapai target Indonesia bebas TBC pada tahun 2030. Upaya deteksi dini melalui pemeriksaan dahak di puskesmas dan rontgen dada juga memegang peranan penting.
Salah satu kendala utama adalah kondisi gizi pasien TBC yang seringkali kurang memadai. Meskipun obat-obatan TBC tersedia gratis, pemenuhan kebutuhan gizi tetap menjadi tantangan. Kurangnya gizi dapat menyebabkan paru-paru sembuh dengan kecacatan, memperpanjang masa pengobatan.
Oleh karena itu, Dr. Indra mengajak semua pihak untuk berempati dan memberikan dukungan gizi kepada pasien TBC agar mereka dapat pulih lebih cepat.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, ditemukan 12.656 kasus TBC di Aceh. Secara global, Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak setelah India. Fakta ini menjadi alarm bagi semua pihak.
Upaya pencegahan, skrining, deteksi, pengobatan, dan pemenuhan gizi harus menjadi gerakan kolektif. PPTI Aceh Utara bersama tenaga kesehatan setempat terus melakukan sosialisasi pencegahan TBC melalui edukasi masyarakat, penyuluhan di sekolah, dan kampanye etika batuk.
Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, target Indonesia bebas TBC 2030 bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Kunci utamanya adalah dukungan nyata kepada pasien dan pencegahan penularan kuman TBC.