Angola, sebuah negara di Afrika bagian selatan, ternyata menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, terutama dalam hal reptil. Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan tiga spesies tokek siang baru yang sebelumnya belum pernah diketahui dari wilayah tersebut. Penemuan ini mengukuhkan Angola sebagai salah satu negara dengan variasi tokek tertinggi di benua Afrika.
Ekspedisi lapangan selama beberapa tahun di wilayah barat daya Angola yang gersang, tepatnya dari tahun 2018 hingga 2025, membuahkan hasil yang menggembirakan. Para peneliti berhasil mengidentifikasi tiga spesies tokek siang baru yang menakjubkan:
- Rhoptropus megocellus: Tokek ini memiliki ciri khas berupa bintik-bintik gelap seperti mata (ocelli) yang berderet di sepanjang punggungnya. Mereka sangat bergantung pada keberadaan batu granit datar yang besar sebagai habitatnya.
- Rhoptropus minimus: Sesuai dengan namanya, tokek ini berukuran paling kecil di antara jenis tokek Namib lainnya. Punggungnya berbintik menyerupai butiran granit, memberikan kamuflase yang sempurna di lingkungannya.
- Rhoptropus crypticus: Tokek ini gemar mendiami tebing curam berbatu di pesisir utara Namibe. Corak punggungnya yang unik, termasuk tanda hitam yang khas, membedakannya dari spesies tokek lain.
Kombinasi antara akses lapangan yang semakin mudah dan teknologi genetika modern memungkinkan para ilmuwan untuk mengungkap spesies-spesies yang selama ini tersembunyi di balik kemiripan bentuk. Wilayah barat daya Angola, khususnya wilayah pesisir Namibe dan kaki tebing, menjadi pusat keanekaragaman hayati yang penting. Mosaik mikrohabitat yang unik, seperti bongkah granit, dataran kerikil, sungai-sungai kering, dan inselberg terpencil, mendorong lahirnya spesies endemik yang hanya hidup di wilayah tersebut.
Penemuan ini memberikan dampak yang signifikan dalam upaya konservasi. Pemberian nama ilmiah pada spesies baru menegaskan tanggung jawab untuk melindungi habitat mereka. Penambangan, pembangunan jalan, atau pariwisata yang tidak terkelola dapat mengancam keberadaan populasi tokek yang sangat bergantung pada jenis batu tertentu atau serpihan batu terkelupas sebagai tempat berlindung.
Para peneliti berharap bahwa penelitian lebih lanjut akan terus mengungkap keanekaragaman hayati yang tersembunyi di Angola. "Batu-batu di Angola masih menyimpan banyak cerita, dan untuk tokek siang, detailnya benar-benar terlihat jelas di bawah cahaya matahari," ungkap mereka.